Lihat ke Halaman Asli

Randita Amalia

Perintis Mimpi

Let's Choose Empathy: Mengapa Kita Harus Berhenti Nyinyir dan Berhenti Terlalu Baper?

Diperbarui: 12 Maret 2023   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kita sering mendengar frasa "Nyinyir" dan "Baper" dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyinyir diartikan sebagai mengeluarkan kata-kata sinis atau merendahkan orang lain dengan kata-kata yang kurang sopan. Sementara terlalu baper atau overreacting berarti bereaksi secara berlebihan terhadap suatu situasi atau peristiwa.

Tentu saja, tidaklah mudah bagi kita atau orang lain untuk mengontrol diri dan mencegah perilaku nyinyir atau terlalu baper. Namun, ada beberapa alasan mengapa kita harus berusaha untuk meningkatkan empati dan menghindari perilaku tersebut. Simak yuk!

1. Meningkatkan Kesehatan Mental

Mengeluarkan kata-kata negatif atau bersifat merendahkan bisa memicu terjadinya stres, kecemasan, dan depresi pada seseorang yang menjadi target. Hal tersebut berdampak pada kerusakan kesehatan mental dan bahkan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada. Sebaliknya, mengembangkan sikap yang lebih berempati dan menunjukkan dukungan bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang dan diri sendiri.

2. Mengurangi Konflik

Nyinyiran dan reaksi yang terlalu sensitif dapat memperburuk hubungan sosial dan meningkatkan ketegangan. Namun, dengan menunjukkan kesabaran dan empati, kita dapat meningkatkan harmoni dalam hubungan dan mengurangi kemungkinan konflik.

3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Meningkatkan kemampuan empati juga dapat meningkatkan keahlian komunikasi. Dengan belajar untuk secara efektif mendengarkan dan menghormati perspektif orang lain, kita dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih baik.

4. Memperkuat Perasaan Kemanusiaan

Sebagai manusia, kita semua memiliki kekurangan. Namun, dengan menunjukkan empati, kita bisa lebih menghargai perasaan dan pengalaman orang lain dan memperkuat rasa kemanusiaan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline