Secara konseptual, identitas politik (politic identify) memiliki perbedaan dengan politik identitas (politics of identify). Identitas politik merupakan suatu konstruksi yang menentukan posisi kepentingan subjek dalam suatu ikatan komunias politik, sedangkan politik identitas mengacu pada mekanisme organisasi politik dari identitas (baik politik maupun sosial) sebagai sumber daya dan alat politik. Menurut Jeffrey Week identitas berkaitan dengan rasa memiliki, kesamaan dengan sejumlah orang dan apa yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurutnya, identitas itu penting bagi setiap individu maupun bagi suatu kelompok atau komunitas, dan identitas politik dapat terbentuk melalui ikatan kultural dalam masyarakat.
Dari pernyataan sebelumnya tentunya politik sebagai identitas di ke 3 kalangan tersebut mempunyai perbedaan masing-masing. Nah, apa aja sih perbedaannya?
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu ASN di kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, mereka memaknai politik sebagai identitas disesuaikan dengan profesi mereka yaitu sebagai ASN yang mempunyai tugas untuk melaksanakan instruksi pimpinan teratas serta melayani kepentingan publik. Selain itu, karena peraturan undang-undang menegaskan kewajiban bagi ASN untuk tetap netral terhadap isu politik, maka menurutnya pada konteks pemilihan umum, sikap ASN harus bersifat netral tanpa mendukung atau memihak pada salah satu calon.
Meskipun demikian, mengingat identitas mereka sebagai ASN yang memiliki tanggung jawab untuk melayani rakyat, pada proses pemilu tahun 2024, ASN di lingkungan kecamatan Tawang akan berperan aktif dalam mensosialisasikan proses pemilu kepada masyarakat. Fokus sosialisasi tersebut adalah mengajak masyarakat agar turut serta dalam pemilu dengan menghadiri Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan tidak golput. Meskipun diwajibkan untuk tetap netral dan tidak mendukung salaj satu kubu politik selama masa kampanye, pada hari pemungutan suara, ASN tetap berhak menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani untuk menyalurkan aspirasi politiknya sebagai warga negara
Selanjutnya, penulis mewawancarai Wakil Ketua DPP Partai Golkar Kota Tasikmalaya. Menurutnya, politik memiliki peran yang signifikan sebagai identitas seseorang terutama bagi individu yang menjadi anggota atau kader partai politik. Hal ini sejalan dengan apa yang ditekankan oleh Jeffrey Week dalam teori identitasnya, bahwa identitas ini penting bagi setiap individu maupun kelompok atau komunitas. Identitas politik sangat melekat dan berpengaruh besar pada citra dan persepsi masyarakat terhadap mereka.
Partai politik menjadi gerbang awal memasuki kancah politik untuk dapat membuat kebijakan politik. Identitas politik seseorang, khususnya dalam konteks partai politik, terbentuk melalui peran yang diambilnya dan keterlibatannya dalam kegiatan politik yang mengacu pada kepentingan dan aspirasi masyarakat.
Kemudian penulis menemukan hal yang menarik mengenai politik sebagai identitas di kalangan masyarakat. Masyrakat memiliki pandangan terhadap politik yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, terutama bagi masyarakat yang beragama Islam. Dengan kata lain agama menjadi sumber identitas politik mereka dengan adanya ajaran di agamanya yang mengharuskan untuk berpolitik. Pada hasil wawancara juga menunjukan bahwa identitas politik di kalangan masyarakat juga terbentuk dengan adanya kesadaran mengenai pentingnya berpartisipasi dalam perpolitikan khususnya melalui pemilu. Mereka menyadari bahwa setiap suara yang diberikan memiliki dampak yang signifikan terhadap arah kebijakan dan kepemimpinan negara. Dalam konteks identitas politik, masyarakat mengakui bahwa hak suara mereka adalah salah satu bentuk kontribusi untuk membentuk identitas yang mencerminkan aspirasi dan kebutuhan bersama.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa politik sebagai identitas memiliki makna dan peran penting yang beragam bagi berbagai kelompok masyarakat sesuai profesi dan perannya dalam kehidupan politik bangsa. Pemahaman mengenai politik sebagai identitas dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H