Lihat ke Halaman Asli

Ahok Divonis Dua Tahun Penjara

Diperbarui: 18 Mei 2017   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil pilkada DKI Jakarta telah diketahui bersama, dua pasangan calon berebut kursi untuk menjadi orang nomor satu di Jakarta. Calon Pertahana memimpin perolehan suara di putaran pertama mengungguli dua pasangan calon penantang, calon pertahana harus tumbang di putaran kedua fakta kinerja dan bukti nyata tidak mampu membuat calon petahana untuk merebut kursi orang nomor satu, isu sarra selalu menjadi momok yang menakutkan, isu yang telah berhembus sampai ke manca Negara, telah menjadi buah bibir di beberapa belahan bumi ini.

Pekerjaan yang sulit untuk melanjutkan sidang dan turun kampanye membuat calon pertahana harus dapat membagi waktu, namun semuanya tinggal catatan sejarah yang akan menjadi patokan untuk kedepanya. Isu sarra membuat sebagian kelompok memulai aksi radikal untuk menghentikan kediktatoran calon pertahana.

Ahok mulai ramai diperbincangkan karena perkataannya yang membuat sebagian umat Islam marah dan geram terhadap ucapan itu, ahok pun di periksa dan terbukti melontarkan ucapan itu, ahok di jadikan tersangka dan telah di jatuhi vonis 2 tahun penjara. Perjalanan sang pemimpin berhenti sejenak.

Saya melihat Indonesia sangat lucu, dimana mayoritas masih sangat mendominasi minoritas, ahok di terjang dari berbagai isu yang mengutamakan runtuhnya minoritas. Tak masuk akal kasus yang sebenarnya tidak terlalu besar dan mampu memporak porandakan kesatuan dan persatuan NKRI.

Kalau dibandingkan dengan kasus pembakaran tempat ibadah ( Vihara ) yang dilakukan masyarakat Aceh, namun pelaku hanya divonis 2 bulan penjara, sedangkan mereka sudah terbukti melakukan pembakaran Vihara, sedangkan Ahok hanya berucap, mana yang lebih berbahaya antara kedua perbuatan itu.

Kenapa Indonesia membesar-besarkan kasus yang ringan sedangkan kasus yang besar di tutup demi kepentingan tertentu, apakah Indonesia sudah dikodratkan seperti itu? Indonesia adalah orang cerdas dan memiliki budi pekerti yang luhur, dan mampu menempatkan segala sesuatu pada tempat tertentu.

Sebagai masyarakat Indonesia saya sangat menyayangkan kejadian yang menimpa Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama ( Ahok ). Sebenarnya orang bersih mampu di jaga dan di lindungi agar jangan sampai punah, karena orang jujur dan bersih sangat sulit ditemukan dan di cari.

Selamat tinggal Ahok semua kinerja nyata yang engkau berikan selama ini menjadi kenangan mata dan buah bibir untuk masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta, kepeduliannya terhadap kepentingan masyarakat menjadi acuan, namun semua tinggal catatan sejarah karya indahnya terpampang di kalijodo dan lainnya, dan nanti akan menjadi sejarah yang akan selalu di kenang dan diukir dalam sanubari masyarakat DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline