Lihat ke Halaman Asli

[Untukmu Ibu] Super Heroku

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

oleh: Ran Azlaff

Nomor peserta: 83

Satu hal yang ada dalam benakku seharian ini. Ibu.

Bu, Saat ini aku tengah berusaha untuk menahan bendungan air mata yang sedari pagi tak kuat lagi untuk tumpah. Jarak kita sekarang memang sangatlah jauh, tapi hati ini tetaplah merasa selalu ada kamu di sini, di sisiku. Sejak dulu, bahkan sejak aku masih baru saja dilahirkan, tak terhitung banyaknya kesalahan dan kenakalan yang kuperbuat. Tapi sikapmu selalu sama, mengayomi dan memahamiku. Mendengarkan keluh kesahku dan mendukung setiap keinginan-keinginanku hingga aku bisa melanjutkan studi di kota Malang ini meski dengan keadaan ekonomi yang sangat menghawatirkan.

Teringat saat aku masih di pondok pesantren enam tahun lamanya. Tahukah kamu, Bu. Saat itu aku pernah merasa malu karena setiap hari Ibu menjual gorengan ke pondokku. Apalagi saat Ibu memintaku untuk menjualnya ke teman-temanku. Malu sekali, entah kenapa. Meski nyatanya aku menggerutu dalam hati, tapi aku mencoba untuk menahan rasa maluku itu, aku berusaha untuk sok baik-baik saja di hadapan teman-temanku. Ah Ibu, air mataku semakin menjadi saja jika mengingat hal itu. Apalagi saat ini Ibu bisa mengirimkan uang setiap bulan untukku dari penjualan gorengan itu. Maafkan aku, Bu. Maaf yang teramat dalam. Aku sempat meremehkan usaha dan pekerjaanmu.

Bu, saat aku menulis catatan ini, parasmu tak henti-hentinya menyesaki pikiranku. Kenangan tentang segala perjuangan dan pengorbanan yang pernah engkau lakukan untukku membuatku tak henti bersyukur karena Tuhan telah melahirkan aku dari rahimmu, super hero-ku. Terimakasih, Rabb…

Kenangan yang begitu melekat dalam benak adalah saat-saat di mana engkau adalah satu-satunya orang yang membuatku yakin bahwa aku layak untuk sukses. Bahwa aku bisa mewujudkan segala keinginan dan cita-citaku. Saat orang-orang meremehkan aku, menganggap mimpi-mimpiku terlalu muluk, engkau hadir dengan segala kelembutanmu untuk menopangku. Dukungan dan doamu memberi kekuatan yang amat besar dalam perjalanan hidupku.

Semua anak mungkin berkata hal yang sama. Menganggap ibunyalah yang terhebat. Dan aku salah satu di antaranya. Semua anak juga akan berkata bahwa kasih Ibu tiada duanya. Akupun berkata demikian. Bu, kasih sayang dan kesabaran yang engkau miliki serta semangat dan kerja kerasmu untuk mensejahterahkan hidup keluarga kita menjadikan aku teramat kagum. Engkau memang Ibuku yang luar biasa.

Nak, kamu tidak perlu khawatir, Ibu selalu mendukungmu. Kamu pasti bisa kuliah di Malang. Mendapat pendidikan dengan fasilitas yang lebih layak. Meski tanpa jalur beasiswa, Ibu akan membiayai kuliahmu sampai tuntas.

Bu, super hero-ku, hatiku terenyuh mendengar kata-katamu itu. Urat-urat tegangku lunglai seketika. Tak terasa matakupun berair dan seketika tumpah tanpa bisa kutahan. Setelah beberapa kali mengikuti tes masuk perguruan tinggi jalur beasiswa dan tak satupun yang lulus, Engkau nekat mengatakan hal itu. Oh Ibu, aku tahu sebenarnya ini sangat berat bagimu. Tapi demi aku, engkau siap untuk lebih lelah dari biasanya. Engkau siap untuk bangun lebih pagi dari biasanya. Dan Engkau tetap saja menyemangati dan mendukungku tanpa mengingat sekian kesalahan yang kuperbuat selama ini.

Bu, selain menjadi ibu yang luar biasa untuk anak-anaknya, engkau juga sosok istri yang begitu sabar dan patuh kepada Ayah yang sedikit mengalami gangguan dalam jiwanya. Tetap setia pada Ayah, tanpa peduli apapun yang dikatan orang-orang tentang keburukan yang Ayah miliki. Ketegaran yang engkau pertahankan selama ini menyumbang efek positif yang dahsyat dalam hidupku. Subhanallah… aku tak tahu lagi mau berkata apa.

Aku selalu berdoa agar Allah selalu memberikan ketenangan dan melindungimu. Semoga kita tetap ditakdirkan untuk selalu bersama sampai di surga nanti. Aku juga berdoa semoga aku bisa memiliki kesabaran dan ketegaran seperti yang ada dalam dirimu. Tak berlebihan kiranya jika aku mengatakan bahwa banyak hal istimewa dalam dirimu yang orang lain tidak memilikinya.

Bu, kehadiranmu selalu menginspirasi, meski nyatanya aku sering mengacuhkan kata-katamu, nasehatmu, bahkan permintaanmu. Tak jarang aku mengeluh ataupun menolak saat engkau menyuruhku melakukan sesuatu. Walaupun secara halus, ada saja alasan yang kuajukan. Dari ratusan alasan yang kebanyakan tidak akurat itu, engkau tidak pernah mengurangi stok kasih sayangmu padaku. Astaghfirullah…. Sekali lagi, maaf atas segala kesalahan-kesalahanku selama ini. Maaf jika aku seringkali membuatmu jengkel, khawatir, bahkan marah.

Bu, meski engkau tidak pernah mengatakan secara gamblang bahwa engkau sangat menyayangiku, tapi sikap dan tatapan mata sayumu sudah terlalu cukup untuk menunjukkan hal itu. Meski  jarang ada kecupanmu di keningku yang sebenarnya sangat kuharapkan, aku sudah cukup merasakan bagaimana besarnya kasih sayangmu. Dan saat ini yang amat kuinginkan adalah mencium dan memelukmu erat.  Ingin sekali menatap parasmu dan tidur bersamamu, Bu. Aku yakin Engkau merasakan apa yang ada di benakku saat ini. Aku yakin Engkau mendengar detak-detak jantungku yang menjeritkan kerinduan pada sosokmu.

Di sini, tepat saat jarum jam hampir menunjukkan waktu pertengahan malam, dengan ditemani alunan musik sendu dan segala hal tentangmu, aku berharap engkau di sana juga terjaga merasakan desir-desir pengharapan yang kuajukan pada Tuhan. Aku akan buktikan bahwa perjuangan dan dukungan yang engkau berikan untukkku tak pernah sia-sia. Aku menyayangimu, Bu. Sangat!

Kasih Ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia

Malam penuh harap, 22 Desember 2013

*Ibu, Engkaulah alasan mengapa aku sanggup bertahan dari segala kekacauan

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun fiksiana community dengan judul, Inilah Hasil Karya Peserta Event Hari Ibu http:lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/12/22/untukmu-ibu-inilah-karya-peserta-fiksi-hari-ibu-bersama-studio-kata-618551.html

silahkan bergabung di FB Fiksiana Community http://m.facebook.com/groups/175201439229892




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline