Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja ternyata berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita, loh! Benarkah? Yuk, simak penjelasannya...!
Sebagai remaja, pernahkah kamu berpikir bahwa pergaulan di lingkungan sekitar terkadang sering memaksamu untuk mengikutinya? Sebenarnya apa sih pengaruh pergaulan bagi kalangan remaja? Mengapa perlu diwaspadai?
Seringkali kita mendengar ungkapan “masa remaja adalah masa abu-abu, labil, emosional, dan ekspresif” benar, kan? Nah, Remaja didefinisikan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Khusus pada kalangan SMA atau sederajat yang berada dalam usia 15 sampai 17 tahun. Wah, rentan sekali!
Selain itu, manusia merupakan makhluk sosial yang berarti dalam kesehariannya memerlukan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga merupakan salah satu HAM (Hak Asasi Manusia) yang perlu dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi (pembedaan hak bagi manusia didasarkan perbedaan agama, ras, suku, dsb). Jadi, pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap berpedoman pada norma-norma manusia dan tidak menimbulkan pelanggaran hukum dan HAM.
Usut punya usut, ternyata pergaulan bebas juga sering dikonotasikan sebagai hal yang negatif seperti narkoba, seks bebas, kehidupan malam, perilaku negatif yang melanggar norma dan agama.
Sekarang di kalangan remaja, pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Menurut penelitian yang dilakukan di negara bagian North Carolina, Amerika Serikat menemukan bahwa keterkaitan antara suguhan seks melalui media dengan perilaku seks di kalangan remaja. Tayangan tersebut tidak hanya berupa film yang tayang di televisi saja loh! Tetapi juga bisa melalui majalah, musik, dan pertunjukan.
Hasil yang didapat ternyata secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia rentan 14 hingga 17 tahun, sungguh mengejutkan!
Lebih mengenaskannya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja sudah terlanjur mendapat informasi yang salah dari media, cenderung melakukan seks bebas karena hal tersebut dianggap sudah biasa di kalangan sebayanya, ditambah dengan tanggapan yang salah dari ungkapan “masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan dan harus dinikmati.”
Pergaulan Bebas di Indonesia Tingkatkan Perilaku Seks Bebas
Akhir-akhir ini, Indonesia berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Apa yang dikhawatirkan? Tidak dapat dipungkiri bila dikatakan bahwa gaya hidup baru pribadi masyarakat Indonesia cenderung hedonisme (mencari kebahagiaan sebanyak mungkin) seperti hura-hura, hal ini memicu perilaku seks bebas, khususnya di kalangan remaja.
Pergaulan bebas di Indonesia sering terjadi di kota-kota besar seperti JABODETABEK, dari data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) 2010, remaja yang telah hilang keperawanannya mencapai 51%, sedangkan di kota lain seperti, Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 42%. Dan di tahun 2013 sekitar 64 juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas dan penggunaan zat tropika berbahaya, hihhh.. menyeramkan.