Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Konteks Produksi dalam Islam?

Diperbarui: 27 Februari 2018   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produksi adalah bagian terpenting dari ekonomi islam di sampin konsumsi, distribusi, dan redistribusi. Produksi bisa di artikan sebagai suau rangkaian kegiatan secara langsung maupun tidak langsung akan mwmpertinggi nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain produksi adalah kegiaan yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfatkan oleh konsumen. 

Adam Smith atau Bapak Ekonomi Dunia menjelaskan bahwa motif produksi adalah keuntungn sebagaimana dikemukakan dalam bukunya "The wealth of nation".Motif lainnya bisa jadi adalah sosial kemanusiaan, yaitu kegiatan produksi dilakukan karena adanya manfaat positif dan tidak membuat kerusakan moral atau etika bagi masyarakat

Pemahaman produksi dalam Islam memiliki arti sebagai bentuk usaha keras dalam pengembangan faktor-faktor sumber produksi yang diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur'an surah Al-Maidah ayat 87. Islam menghargai seseorang yang mengolah bahan baku kemudian menyedekahkannya atau menjualnya sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk meningkatkan ekonomi untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Pekerjaan seseorang yang sesuai keterampilan yang dimiliki, dikategorikan sebagai produksi, begitupun kesibukan untuk mengolah sumber penghasilan juga dapat dikatakan produksi.

Produksi tidak hanya menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada menjadi ada,tetapi menjadikan sesuatu dari unsur-unsur lama yaitu alam menjadi bermanfaat. Dari binatang ternak misalnya, orang dapat mengambil kulitnya untuk dijadikan pakaian dan barang jadi lainnya, dari susu binatang ternak dapat diperas dijadikan minuman susu segar ataupun susu bubuk untuk bayi. Manusia harus mengoptimalkan pikiran dan keahliannya untuk mengembangkan sumber-sumber investasi dan jenis-jenis usaha dala menjalankan apa yang telah disyari' kan.

Dalam ajaran islam, manusia diwajibkan unntuk berusaha agar mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu manusia harus bekerja karena kerja adalah fitrah bagi memenuhi kebutuhan. Bahkan Allah tidak hanya memberikan rezeki itu kepada kaum muslimin saja, melainkankepada siapa saja yang bekerja keras. 

Islam menghormati segala bentuk pekerjaan sekalipun itu terlihat sepele, sebaliknya Islam juga mencela individu yang malas berusaha dan menggantungkan hidupnyakepada orang lain.perilaku tersebut dalam pandanga islam termasuk perbuatan yang tercela. Produksi juga bisa dilakukan dalam berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, peternakan, maupun pengolahan makanan dan minuman dengan mengandalkan kekuatan dan keahlian yang dimiliki seseorang atau setiap individu.

Pekerjaan seseorang sesuai dengan keterampilannya yang dimiliki juga dikategorikan sebagai produksi. Mencari rezekin dalam bidang ekonomi mencakup semua pekerjaan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari bertani sampai berindustri dan lain sebagainya. Menurut islam produksi yang baik adalah produksi yang diolah dengan menggunakan kemampuan  atau usaha sendiri.

Produksi dalam islam tidak semata-mata hanya ingin memaksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih lebih penting aadalah memaksimalisasi keuntungan di akhirat. Tujuan produksi dalam islam yaitu memenuhi kebutuhan diri secara wajar, memenuhi kebutuhan masyarakat, keperluan masa depan, keperluan generasi yang akan datang, dan pelayanan terhadap masyarakat. Dalam pandangan islam, sepanjang produsen telah bertindak adil dan membawa kebajikan bagi masyarakat maka produsen telah bertindak islami.

Produksi barang dan jasa yang dilakukan seorang muslim untuk memperbaiki apa yang dimilikinya, baik berupa sumber daya alam maupun harta, dan dipersiapkan untuk dimanfaatkan oleh pelakunya sendiri atau unat Islam. Hadis tersebut selain menunjukkan hubungan erat antara kegiatan produksi, maka dianjurkan untuk bekerjasama dengan yang memiliki keahlian dibidang tersebut.

Umar bin Khattab juga pernah mengimbau muslimin untuk memperbaiki ekonomi mereka dengan melakukan kegiatan yang produktif. Diantara riwayat yang berkaitan dengan hal ini, bahwa ketika Abu Dzibyan al-Asadi datang dari Irak, Umar berkata kepadanya tentang gajinya. Ketika Umar diberitahunya, maka Umar memgimbaunya agar sebagian dari gajinya diinvestasikan sebagai aktivitas yang produktif dan berkata kepadanya:

"Nasehatku kepadamu, dan kamu berada di sisiku, adalah sepertu nasihatku terhadap orang yang di tempat jauh dari wilayah kaum muslimin. Jika keluar gajimu, maka sebagiannya agar kau belikan kambing, lalu jadikanlah di daerahnu. Dan, jika keluar gajimu yang selanjutnya, belilah satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline