Lihat ke Halaman Asli

Melihat Indonesia Raya

Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari demi hari aku selalu melihat kondisi kehidupan di dalam kita hidup di negara indonesia tercinta, sedari saya sma melihat dan membaca buku-buku pemikiran Tan Malaka, Che Guevara, Soe hok Gie, imannuel kant, dan Nietzsche, aku menemukan berbagai macam pencerahan sampai akhirnya menelusuri pemikiran para filosofi, dan aku melihat negara ini dimana para mahasiswa selalu berfikir bahwa penguasa itu adalah orang-orang yang harus dilawan, baik kebijakan yang mereka keluarkan yang dianggap mahasiswa dan rakyat bahwa itu merugikan, sehingga muncul stigma bahwa orang-orang berkuasa itu berlumpur dan sepanjang perjalanan membaca buku orang-orang intelek, para intelek atau para pemikir dan para pejuang revolusioner juga berfikir sedemikian termasuk Gie dan para aktifis, padahal sepanjang perjalanan kehidupan saya, bahwa saya ingin orang-orang intelek yang bersifat pejuang dan ingin negara itu baik dan berjalan di atas kebenaran. Saya Ingin mereka semua bergabung di dalam pemerintahan karena jika orang-orang baik dan intelek memiliki kuasa mestinya ia melakukan kebaikan di dalam kebijakannya, memang ini dunia pro kontra, dimana ada selalu perlawanan dan dukungan, tetapi aku berdiri ditengah-tengah, memandang negri ini berharap semua menjadi elok dan berada ditangan orang-orang penuh kebaikan dan kebenaran yah berada ditangan yang tepat.

Aku ingat imannuel kant orang yang sangat rajin bahkan orang-orang memanggilnya jam karena ia sangat disiplin, saya ingat sekali dia mengatakan bahwa (Di dalam hukum orang bersalah, ketika mereka melanggar hak orang lain, tetapi di dalam etika mereka bersalah ketika mereka berfikir melakukannya), jadi ketika berfikir untuk melakukan hal-hal yang melanggar baik hukum dan sebagainya itu sudah melanggar etika, saya ulangi hanya berfikir seperti itu, bisa dikatakan itu adalah orang tidak beretika, jadi ketika kita melihat oknum pemerintahan melakukan pelanggaran hukum, bisa dipastikan mereka tak memiliki etika itu sendiri.

Kehidupan seperti itu saya sering melihat manusia sering tergoda dengan hal yang tak semestinya mereka lakukan, menurutku (Semakin banyak contoh buruk yang dilakukan oleh oknum pemerintah, semakin banyak manusia yang memiliki hati nurani menjadi enggan bergabung menjadi bagian pemerintahan itu sendiri). Mungkin mereka yang memiliki hati nurani dan kebaikan itu sendiri merasa takut terikut arus atau stigma apapun yang membuat mereka enggan. Sebab itu kalian coba tanya anak-anak kecil sekarang, apakah mereka ada yang bercita-cita menjadi pejabat negara, dari sekian banyak anak-anak hanya kata-kata (mau jadi dokter) yang saya sering sekali saya dengar, karena memang tugasnya mengobati pasien, jadi menurut anak-anak itu hal yang sangat baik. Tetapi saya mengatakan disetiap instansi atau pekerjaan yang dilakukan pasti ada oknum, tergantung pola pikir kita dalam menyikapi itu semua.


Jadi keinginan saya seharusnya, anak-anak baik yang duduk di SD, SMP ,SMA dan mahasiswa semua harusnya jika kalian memiliki cahaya kebenaran di dalam diri, bercita-citalah menjadi pejabat di pemerintahan kita, agar orang-orang yang menyimpang tidak memiliki kesempatan itu, tetapi kita hidup di indonesia dimana orang-orang yang diangkat di tingkat pemerintahan adalah orang-orang yang memiliki relasi dan juga uang, bukan orang-orang yang memiliki hati nurani, memiliki pemikiran yang intelek dan memiliki tingkat literasi yang tinggi. Karena saya yakin orang yang memiliki tingkat literasi yang tinggi mestinya ada pemikiran-pemikiran yang menunjang hati nurani mereka, dari para tokoh-tokoh intelektual, atau mempelajari tentang kehidupan dan kemanusiaan, dibandingkan mereka yang tingkat literasinya kurang memumpuni, tidak memiliki tekad serius dalam perubahan negara. Mestinya negara berada untuk mereka yang memiliki hati nurani itu, tetapi sayangnya sepanjang perjalanan saya melihat, orang-orang yang seperti itu hanya ingin menjadi oposisi dan mengkritik habis-habisan dan ingin kebijakan tidak baik jangan dilakukan atau dikeluarkan. Sehingga timbul kekacauan itu sendiri,.baik dari pemerintah atau pihak penguasa dan para oposisi dan para intelektual lainnya, sehingga terjadi demo dan sebagainya, tetapi sekali lagi, kita hidup di dunia pro kontra, apapun yang terlihat pasti ada celah, termasuk kebijakan, kita hidup bukan di dunia yang sempurna, saya tahu sekali perasaan para oposisi, perasaan para penentang ketika melihat ketidakadilan dan ketika melihat kebijakan yang menurut mereka itu tak pantas, dan saya juga bisa mengandaikan di pihak orang yang berkuasa mestinya mereka harus melakukan kebijakan yang baik, saya yakin mereka juga pasti berusaha untuk indonesia, pasti masih ada orang-orang ditingkat pemerintahan yang memiliki hati nurani dan kebenaran itu sendiri, asal jangan terjerat hukum-hukum yang melanggar etika itu sendiri.

Sepanjang perjalanan saya sekarang saya melihat lagi bahwa benar ya, saya bahas lagi mereka yang memiliki relasi yang memang mudah masuk menjadi bagian pemerintahan, maka dari itu jika kita melihat ada sosok yang sedikit terkenal saja dan memiliki relasi bukan karena pemikirannya atas ide-ide untuk sebuah negara pasti memiliki kesempatan karena relasinya dan ketenaranya, bukan pemikirannya bahwa negara ini mau kedepannya bagaimana, perkembangan negara luar seperti apa, bagaimana agar kita tidak kalah dalam bersaing, kurikulum yang baik untuk pelajaran anak sekolah yang lebih baik lagi seperti apa, agar mata pelajaran atau mata kuliah yang dipelajari adalah mata pelajaran yang baru, ya pastinya yang baru ditunjang dari pelajaran yang lama tetapi kita perlu belajar yang cepat dan tepat, bagaimana agar tingkat kejahatan yang dilakukan oknum itu diminimalisir bahkan agar tidak ada lagi oknum yang melakukan tindak yang melanggar etika dan hukum, Iya etika saja, jangan melanggar etika, karena orang yang beretika tidak akan melanggar hukum.

Jadi bagaimana caranya, ya harus dilakukan oleh semua pihak, ditingkat pemerintahan dari masing-masing individu, dari masing-masing hati nurani, jika dari tingkat pemerintahan ya harus koordinasinya baik semua memiliki hal yang sama untuk diperjuangkan, tanamkan nilai-nilai etika dan moral, kalau bisa saya sangat berharap siapapun yang mau masuk menjadi bagian pemerintah mestinya di uji baik dari para prof dan doktor atau para ahli, sehingga negara ini berada di tangan yang tepat, bahwa negara ini harus di isi dengan mereka yang memiliki pemikiran bukan hanya saja ketenaran dan relasi, karena negara ini harus dibangun oleh mereka yang mengerti, mereka yang memahami,  mereka yang tahu pasti, bukan mereka yang ingin saja. 

Saya yakin jika orang-orang intelektual pasti bisa melakukannya, negara ini harus dibangun oleh orang yang berakal, bermoral, beretika dan memiliki pemahaman untuk kemajuan. 

Membicarakan negara, negara kita luas sekali, kita tahu banyak masyarakatnya yang harus diperjuangkan masa depannya, kita sebagai orang dewasa harus memegang tangan anak-anak yang memiliki cita-cita, anak-anak yang sekarang duduk di bangku pelajaran, bahkan yang tidak beruntung yang putus sekolah, itu tanggung jawab orang-orang dewasa. Kalau ada anggota pemerintahan yang tak mau melakukan itu demi anak-anak bangsa, mereka bukan orang dewasa, mereka tua hanya diumur saja, jika ada oknum yang hanya menguntungkan diri, bisa dipastikan mereka tidak memiliki hati nurani, dijalan-jalan masih banyak orang yang kesusahan, masih ada pr bagi orang-orang berkuasa dan pr bagi rakyat adalah belajar dan meningkatkan literasinya, karena jika negara kita kaya akan literasi mestinya kita bisa mendiskusikan segala sesuatu dengan cara yang lebih indah, meski berbeda pandangan. Para penguasa juga harus mendengarkan rakyatnya, dengarkan ucapan mereka, dengarkan kata-katanya, dan kalian memiliki tanggung jawab untuk rakyat laksanakan tugas anda dengan berjalan di dunia kebenaran dan kebaikan. Karena kalian para penguasa harus mengerti, rakyat pasti merindukan orang-orang yang memiliki nurani, memiliki kebaikan dan bisa membawa perubahan besar bagi bangsa dan negara. Jangan lupa juga saya titip bahwa budaya kita harus dilestarikan, rumah-rumah adat jangan sampai hilang kekhasanya, bahasa-bahasa daerah juga jangan hilang, meski kita hidup di dunia yang cepat berubah jangan lupakan warisan pendahulu. Kita juga harus berfikir secara maju, istilahnya pikiran maju warisan pendahulu tetap dilestarikan. Tarian-tarian budaya, seni-seni pertunjukan dan juga kita harus melek tekhnologi. Jadi harus maju tetapi tidak melupakan kita berasal darimana.


Saya paham saya menuliskan segala sesuatunya di atas pasti ada juga yang kurang setuju karena ini dunia pro kontra, tetapi saya ingin bahwa kursi-kursi pemerintahan itu di isi oleh orang yang memiliki etika dan moral juga memiliki kebenaran dalam melaksanakan tugasnya. Yang masih duduk di bangku perkuliahan jangan enggan mengatakan kalau punya cita-cita ingin bergabung berkontribusi untuk negara dengan masuk di pemerintahan sebagai pejabat atau lainnya, meski kita tahu oposisi terletak banyak pada mahasiswa dan para intelektual juga akademisi, tetapi agar negara ini kedepannya bagus orang-orang seperti kalianlah yang menjadi harapan untuk perubahan kedepan. Orang-orang yang ditunjang pemikirannya oleh pengetahuan, oleh pengalaman, kepemimpinan, dan oleh ide-ide, orang-orang seperti kalian yang dibutuhkan negara, semua boleh berkontribusi untuk negara tetapi plusnya jika kita dibekali itu semua, karena kebebasan harus dilaksanakan tetapi kebebasan juga harus melihat point-point penting yang harus dimiliki.

Apakah bisa ya negara ini mereka yang bergabung untuk menjadi pejabat harus di uji dulu seperti mahasiswa diuji dosennya, setidaknya diuji para ahli dan dipertunjukkan didepan para mahasiswa dan rakyat lalu boleh ditanya-tanya dengan penuh kebebasan. Saya mengharapkan itu. Rakyat berhak bertanya kepada mereka yang mau menjadi pejabat. Jadi kita bisa tahu kualitas pemikirannya beserta tujuannya bergabung.

lalu yang kita tahu biaya politik pastinya memiliki modal besar dan relasi, karena itulah yang membuat angka korupsi tinggi karena pasti mengeluarkan biaya besar. Mestinya biaya parpol baiknya dari negara saja, jadi praktik seperti Korupsi, Kolusi dan nepotisme itu bisa hilang seluruh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline