Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Nol Kemiskinan di Abad 21

Diperbarui: 22 Oktober 2016   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumblr

Dari data World Bank, dalam 15 tahun terakhir Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pencapaian ini mengurangi tingkat kemiskinan dan memperbesar jumlah kelas menengah. Namun manfaat dari pertumbuhan ini lebih dinikmati oleh 20 % masyarakat rerkaya. Sekitar 80 % penduduk atau lebih dari 205 juta orang rawan tertinggal. Tingkat ketimpangan di Indonesia relatif tinggi dan naik lebih pesat dibanding banyak negara Asia Timur lain. Antara tahun 2003 hingga 2010, bagian 10 % terkaya di Indonesia mempertambah konsumsi mereka sebesar 6 % per tahun, setelah di sesuaikan dengan inflasi. Bagi 40 % masyarakat termiskin, tingkat konsumsi mereka tumbuh kurang dari 2 % per tahun.

Dalam rencana pembangunan jangka menengah, pemerintah telah menetapkan sasaran untuk menurunkan tingkat koefisien Gini, dari 41 menjadi 36 pada tahun 2019. Agar berhasil mencapai sasaran tersebut, Indonesia perlu mengatasi empat penyebab ketimpangan, yaitu :

1. Ketimpangan peluang seperti nasib anak dari keluarga miskn memiliki akses pendidikan tidak memadai.

2. Ketimpangan pasar kerja

3. Konsentrasi kekayaan semisal kaum elit memiliki aset keuangan properti dan saham sehingga mendorong ketimpangan saat ini dan masa depan.

4. Ketimpangan menghadapi goncangan, saat terjadi goncangan masyarakat rentan lebih terkena dampak baik dari sisi pemasukan, investasi, kesehatan maupun pendidikan.

Dalam rangka memperingati Hari Pengentasan Kemiskinan Dunia tanggal 17 Oktober, Foreign Policy Community of Indonesia ( FPCI ) dan Supermentor menggelar seminar SUPERMENTOR16  End Poverty dengn menghadirkan 4 pembicaa ternama yaitu : 

1. Dr. Dino Patti Djalal ( Fonder PFCI )

2. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani

3. SDGs Mover UNDP Reza Rahardian

4. Lead Economist World Bank Vivi Alatas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline