Lihat ke Halaman Asli

Menyelami Hati

Diperbarui: 8 Januari 2018   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang punya caranya untuk menghadapi segala sesuatu, entah dengan cara yang baik ataupun sebaliknya itu adalah sebuah pilihan. Terkadang kita berpikir bahwa cara kita adalah benar tetapi orang lain mengatakannya salah atau bahkan sebaliknya.

Aku kembali mendapatkan ilmu. Minggu 7 Januari 2018 aku sedang berkeliling diperumahan, bertemu dengan seseorang yang belum lama bercengkrama dan berbicara terkait apa saja kekurangan yang perlu agar sebuah rumah dapat ditempati dengan nyaman. Kami kembali bertemu disebuah warung kecil dan saling menyapa satu sama lain. 

Seseorang ini mengajak untuk mampir blok perumahannya. Singkat setelah aku keliling untuk menyelesaikan sesuatu, aku bersama seorang teman menghampiri beliau. Tak disangka beliau sedang menggali sebagian tanah didepan rumah seorang diri. Kemudian, aku menyapa "Menggali sendiri pak?". "Iya iseng saja nih", timpalnya. 

Singkat cerita beliau memang sebenarnya adalah seorang "tukang" namun, karena beliau menghargai orang-orang yang memang menjadi "tukang" diperumahan tersebut, beliau tidak mengaku sebagai tukang kepada orang yang memang sebenarnya memiliki "haknya". "Bapak bisa mengebor sumur sendiri dong nih", celetuk saya. "Bisa saja sebenarnya, cuma ya kita harus menghargai orang 'sini' juga namanya kita baru disini mas, kita ya harus saling menghargai", kata beliau. Sampai disitu kami kembali mengobrol ringan.

Alhamdulillah, aku kedatangan ilmu. Bagaimana caranya kita menyelami hati orang lain. Tidak perlu dengan cara yang teramat rumit, cara yang sederhana saja sudah cukup. Menjaga atau menyelami hati orang apalagi dengan orang yang baru kita kenali itu harus sejak awal sebab, kala permulaan saja kita sudah tidak saling menghargai satu sama lain maka seterusnya akan seperti itu. Sebab, sebuah lingkungan yang baik atau sehat ada akibat dari apa yang kita berikan pada lingkungan tersebut.

"Ilmu didapat dari apapun, siapapun, dan kapanpun" RJM
Benar kata "mereka", jangan melihat siapa yang berbicara tapi dengarkan lah apa yang mereka bicarakan.

Ramli Jainal M.
8 Januari 2018
Depok, Jawa Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline