Lihat ke Halaman Asli

Ramlan syah

Aparatur Sipil Negara

Masa Depan LRT Kota Medan berada di "Pundak" Calon Kepala Daerah

Diperbarui: 1 November 2024   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kawasan Medan dan sekitarnya adalah proyek ambisius yang diharapkan menjadi solusi untuk masalah transportasi yang semakin kompleks di Mebidangro, yang meliputi Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo. Pertumbuhan populasi yang cepat dan urbanisasi yang pesat menambah tekanan pada sistem transportasi yang ada. Meskipun gagasan untuk proyek ini telah ada sejak lama, perkembangan LRT Medan masih mengalami hambatan, yang menimbulkan keraguan tentang komitmen para calon kepala daerah terhadap realisasi proyek ini. Artikel ini akan mengulas pentingnya pembangunan LRT di Medan, termasuk pandangan calon kepala daerah dan masalah yang menghalangi implementasinya.

Urgensi Pembangunan LRT di Kawasan Medan

Light Rail Transit (LRT) adalah sistem transportasi kereta berbasis rel yang dirancang untuk melayani rute dalam kota dan kawasan metropolitan. Sistem ini beroperasi di jalur khusus yang terpisah dari lalu lintas kendaraan bermotor, sehingga menawarkan kapasitas penumpang yang lebih besar dibandingkan moda transportasi lain seperti bus. LRT berpotensi besar untuk mengatasi kemacetan, meningkatkan mobilitas, serta mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dengan biaya infrastruktur yang lebih rendah dibandingkan moda transportasi berat seperti MRT.

Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Medan 2022-2042 menekankan pentingnya pengembangan aksesibilitas melalui layanan transportasi berbasis rel. LRT diharapkan menjadi solusi untuk kemacetan, serta memudahkan akses masyarakat ke pusat kegiatan. Menurut data Dinas Perhubungan Sumatera Utara, jumlah kendaraan bermotor di Medan meningkat sekitar 6% setiap tahun, menyebabkan dampak kemacetan yang signifikan.

Proyek LRT Medan telah dimulai dengan studi kelayakan pada 2018, dengan rute yang mencakup Pasar Lau Cih - Aksara dan Lapangan Merdeka sebagai pusat transfer antara kereta api dan BRT. Rute ini dirancang untuk menghubungkan kawasan-kawasan vital di Medan, mempermudah akses ke pusat ekonomi, pendidikan, dan layanan publik. Namun, tanpa adanya kepastian mengenai lokasi dan rencana konstruksi yang konkret, pembangunan LRT Medan berpotensi tertunda. Ini dapat berdampak negatif pada kualitas transportasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi serta penataan tata ruang kota yang lebih baik.

Selain itu, proyek ini juga mencakup pembangunan jalur rel ganda pada rute Medan-Binjai, dengan dua stasiun baru, Helvetia dan Sunggal, yang direncanakan. Stasiun Helvetia akan berlokasi di dalam batas administrasi Kota Medan. Rencana jangka panjang mencakup reaktivasi jalur kereta ke Deli Tua dan Pancur Batu. Pengembangan kawasan TOD (transit-oriented development) di sekitar stasiun eksisting seperti Pulubrayan, Labuhan, dan Belawan diharapkan mendukung pengembangan LRT dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui optimalisasi kawasan sekitar stasiun.

Pandangan Calon Kepala Daerah: Urgensi Pembangunan LRT di Kawasan Medan

Para calon kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun walikota, harus memahami urgensi pembangunan LRT sebagai solusi untuk masalah transportasi yang semakin kompleks. Dengan meningkatnya urbanisasi dan kepadatan lalu lintas, sistem transportasi massal berbasis rel seperti LRT menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas masyarakat.

LRT dianggap sebagai proyek strategis yang dapat mengatasi berbagai tantangan di kawasan Medan. Pertama, LRT dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, yang saat ini merupakan penyebab utama kemacetan di pusat-pusat kota. Dengan adanya LRT, Kota Medan dan kawasan sekitarnya dapat mengoptimalkan tata ruang dan mendorong pembangunan TOD yang berorientasi pada transportasi publik, sejalan dengan strategi pengembangan yang tertuang dalam RTRW 2022-2042.

Kandidat yang memiliki visi untuk mempercepat pembangunan LRT menyadari bahwa proyek ini tidak hanya relevan untuk transportasi tetapi juga untuk pertumbuhan ekonomi. LRT dapat mempercepat akses ke pusat-pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan layanan publik, serta membuka peluang ekonomi baru di kawasan yang dilaluinya. Calon kepala daerah yang peka terhadap urgensi ini akan lebih mampu merencanakan integrasi antara LRT dan moda transportasi lain, seperti bus rapid transit (BRT), sehingga menciptakan jaringan transportasi yang efisien dan saling terhubung.

Secara keseluruhan, urgensi LRT di kawasan Medan tidak terlepas dari upaya menciptakan kota yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Calon pemimpin daerah yang menyadari pentingnya transportasi massal memiliki potensi lebih besar untuk membawa perubahan positif dalam kehidupan masyarakat dan mempersiapkan Medan untuk menghadapi tantangan perkotaan di masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline