Lihat ke Halaman Asli

Buruk Rupa Cermin Dibelah

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengungkapan kasus perampokan bank BRI cabang Rawajitu, Lampung, berakhir happy ending. Gerak cepat petugas kepolisian berhasil mengakhiri drama perampokan uang senilai 6,7 miliar itu. Disebut drama, karena terungkap otak perampokan ternyata kepala bank BRI itu sendiri, berinisial SYL.

Saya terkencing-kencing dengan sarung nyaris melorot ketika membaca perkembangan berita perampokan ini di handphone jadul kesayangan saya. Pertanyaan saya, kenapa sosok semacam SYL yang telah diberi kepercayaan menduduki jabatan di sebuah bank masih harus merampok dapurnya sendiri? Barangkali inilah gambaran picik dan dangkal ketika manusia menjadi serakah dan kurang rasa syukur, cermin sifat keburukan yang bisa melanda siapa saja. Buruk rupa dan laku, akhirnya cermin dibelah. Ketika serakah merajai, akhirnya merampok bank yang dipimpinnya sendiri.

Semoga ini menjadi "black drama" yang tak patut ditiru. Status dan pendidikan ternyata tak menjamin menjadi batu sangga moral seseorang. Salah satu pilihan ampuh untuk menata diri dan mengontrol tingkah-laku adalah menjadi insan yang selalu bersyukur. Salam!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline