Lihat ke Halaman Asli

Bandung Lautan Asmara Dua

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi jika karena keisengan saya membuka file lama? Kejutan dan senyum dalam gelengan kepala. Ya, saya baru melakukan itu. Ada sebuah file yang saya tak ingat kapan saya pernah menuliskannya, yang jelas ini saya ketik dari tulisan tangan di lembaran kertas-kertas kosong pertengahan tahun 2001 dahulu. Ingatan saya semakin menguat ketika dua tiga baris tulisan itu saya baca. Ya, ini sebuah naskah dialog pendek. Saya pernah begitu bersemangat menulisnya ketika teman-teman kampus dulu bersepakat untuk membuat film independen. Suatu hal yang luar biasa pada saat itu. Jangan bayangkan geliat film baik komersial ataupun indie sudah sehebat saat ini. Film paling ngetop saat itu ya cuma Ada Apa Dengan Cinta, yang kerap kami maki-maki karena ternyata Dian Sastro lebih memikat untuk ditonton.

Tak bisa disangkal selepas suksesnya film itu mencuci otak penikmat film, berdampak pada mereka yang merasa mampu membuat hal serupa dalam bentuk yang kecil. Pemilik handy cam saat itu dianggap harta karun bagi para peminat dan pekarya film. Jangan bayangkan hp berkamera sudah ada, ponsel polyphonic saja sudah dicap luar biasa. Akibatnya kamera jadi harga mati bagi pembuat film. Itu modal utama, sebab perangkat lainnya bisa diciptakan dadakan. Itulah yang ada di pikiran kami. Sekelompok manusia yang nekad mencicipi dunia film hanya karena memiliki pengalaman seupil di bidang teater. Akibatnya apa? Ya, betul! Gagal total. Karena beberapa hari kemudian pemilik handy cam itu mendapat pekerjaan di Riau. Tidak ada lagi yang tersisa dari hebatnya semangat kami waktu itu selain naskah dialog pendek yang nyaris serupa dengan naskah teater. Tidak ada rasa sentuhan filmnya sama sekali. Itulah bukti kenekatan kami. Sialnya, ternyata sayalah yang menulisnya.

Naskah ini tersusun dari tiga Babak. Menggambarkan sebuah hasrat para pecinta teater (bahasa Prancis) yang ingin mencoba masuk ke dunia film. Mereka mengundang salah seorang yang telah biasa berkecimpung di dunia film (boss) untuk mengapresiasi ketrampilan berakting. Berharap diberikan kepercayaan dan 'modal' untuk membuat film sendiri. Hal yang sangat sumir.

BANDUNG LAUTAN ASMARA DUA

Oleh: Ramdhani Nur

Pemain :

Sutradara

Fio

Tori

Pierre

Ayuni

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline