Lihat ke Halaman Asli

Kajian Terburuk terhadap Cerpenisasi Puisi Terburuk Sepanjang Sejarah Kompasiana

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kajian Cerpen "Perawat Janazah"

Oleh: Ramdhani Nur

Saya akhirnya menjadi pembaca yang nekat setelah berkali mata ini turun naik pada sebuah karya cerpen berikut. Kenekatan itu berupa kecerobohan saya melakukan sebuah kajian. Tujuannya sebagian untuk membuktikan bahwa sebuah karya fiksi tak hanya patut untuk sekadar dinikmati, tapi juga ditelaah. Ada nilai dan pembelajaran yang tersangkut di berseraknya kata-kata yang menyusunnya. Sebab perlu dipahami pula, kajian fiksi ini ternyata sebuah rancang bangun ulang secara terbalik atas hal-hal yang dilakukan oleh seorang penulis dalam menghasilkan suatu karya.

Karya yang saya pilih adalah sebuah cerpen berjudul “Perawat Jenazah”. Penulisnya sendiri mencantumkan “Cerpenisasi Puisi Terburuk dalam Sejarah Kompasiana” sebagai judul postingannya. Tak banyak penulisan cerpen seperti ini yang sumber kembangannya berasal sebuah puisi. A. K. Basuki sang penulis cerpen itu merasa terlecut untuk membedah dan merancang ulang kesan yang terdapat dalam puisi berjudul “Perawat Jenazah” hasil karya Naim Ali menjadi sebuah tulisan naratif (cerpen).

Teknik cerpenisasi – istilah yang dipakai A.K. Basuki – sebenarnya tak pernah terdengar dalam silabus kesusastraan. Ini hanya proses penemuan inspirasi saja. Bahwa kesan yang ditemukan si penulis cerpen hanyalah ide yang kemudian dikembangkan ke dalam cerpen secara terstruktur atau tidak sama sekali. Artinya, ada kalanya semua unsur dari puisi, baik ide/tema, makna, irama, jalinan cerita (jika ada), dan kesan/rasa, dipindahkan secara utuh oleh penulis cerpen. Atau ada penulis yang hanya terbetik untuk melakukan cerpenisasi puisi dari salah satu unsurnya saja. Pada cerpenisasi “Perawat Jenazah” ini, menurut saya A. K. Basuki hanya memindahkan beberapa unsur saja, antaranya; ide dan kesan dalam puisi.

Dasar pemilihan cerpen ini sebagai sebuah kajian utamanya adalah; karena cerpen ini memiliki keunikan dari proses pembuatannya (cerpenisasi dari karya puisi). Kedua, baik penulis cerpen maupun puisinya adalah sahabat baik saya. Bagaimanapun, jika kemudian kajian ini dianggap baik atau malah buruk, saya tak akan mendapati mereka sebagai orang-orang yang besar kepala atau ciut hati. Yang terakhir, cerpen ini benar-benar berhasil menginggalkan kesan yang dalam pada pembacanya (saya).

Teknik yang saya pakai dalam melakukan kajian untuk cerpen menggunakan teknik strukural dengan pendekatan unsur-unsur instrinsiknya. Pendekatan instrinsik pun pada dasarnya sama dengan analisis struktural. Karya sastra dianggap di dalamnya mempunyai sejumlah elemen atau peralatan yang saling berkaitan dan masing-masing mempunyai fungsinya sendiri. Pendekatan intrinsik mencoba menjelaskan fungsi dan keterkaitan elemen (unsur) atau peralatan itu tanpa menghubungkannya dengan faktor di luar itu, seperti biografi pengarang, latar belakang penciptaan, atau keadaan dan pengaruh karya sastra kepada pembacanya (Maman S. Mahayana, 2011).

Sinopsis Cerpen “Perawat Jenazah”

Cerpen ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang berprofesi sebagai perawat jenazah. Profesi yang tak banyak digeluti dan mungkin satu-satunya yang ada di wilayah itu ternyata sudah dijalani Tugirah sejak lama. Ada nuansa ultrarasional pada sosok Tugirah yang dikesankan bisa bercakap-cakap dengan mayat yang tengah dirawatnya. Pada suatu ketika, mayat Pamularsih dan anaknyalah yang menceritakan bagaimana mereka meninggal. Suatu intriklah yang menjadi penyebabnya.

Tema

Tema yang tersimpan dari cerpen ini memang tidak terlalu muncul secara dominan. Pada sisi objektif terhadap mayat dan kematian, cerpen ini bertema kerahasiaan yang tidak bisa ditutupi oleh kematian sekalipun. Pada sisi tokoh utama, ada bentukan tema tentang kepasrahan yang ditunjukkan terhadap ketentuan Ilahi, seperti pada kutipan di bawah ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline