Lihat ke Halaman Asli

Braga Weg

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

paris

Matahari masih bersisa di barat kota. Sedikit sadja tjahayanja jang dapat temboes melalui djalan-djalan dan gedung-gedoeng. Warnanja kekoeningan. Tak dapat disangkal djoestroe pemandangan jang begini roepa jang memboeat Bandung tampak indah. Lihat sadjalah di sana! orang-orang toempah roeah di djalan-djalan kota. Kesemoeanja ingin menikmati keindahan sebeloem matahari terbenam. Demikian poela dengan Bachri. Pemoeda jang berpakaian lajaknja meneer belanda itoe bersigap dia di trotoir Braga weg. Kepalanja menoleh kanan kiri, sebagai ada jang ditjarinja. Dari kedjaoehan tampak sadja dia betoel seorang Belanda. Toeboehnja tinggi, perawakannja besar. Djika pun mendekat roepanja adalah bertjampur antara tampang melajoe dan Belanda. Tampan dan poetih kulitnja. Tersiar chabar bahwa darah belanda itoe dia dapatkan dari ajahnja jang memang aseli Belanda. Luitenant Van Houst, seorang kepala polisi di Garoet. Madjikan dari almarhoemah iboenja saat masih bekerdja sebagai baboe doeloe. Ketika peroetnja boenting dipetjatlah baboe itu. Orang-orang pertjaja itoe adalah oelah sang luitenant. Meski semoenja tak pernah terboekti. Dia tjuma satoe dari sekalian orang-orang jang ramai berlaloe lalang di Braga Weg ini. Beragam djenis rakjat berkumpul. Kebanjakan dari mereka adalah orang-orang Belanda jang sedang berbelanja. Satoe doea opas tampak djuga mendjaga, laloe-lalang dengan bedil diselempangkan. Ada djoega pemoeda-pemoeda dari bangsa kita jang terlihat netjis dengan uniform serba poetih. Mereka adalah peladjar-peladjar jang tengah menoentoet ilmoe di Technische Hooge School. Bachri adalah satoe di antaranja. Sekali doa mobil liwat membawa meneer dan keloearganja. Diawali soeara deroe jang memperingatkan orang menjingkir dari tengah djalan. Pendjual koeeh-koeeh dan limoen di sisi djalan ikoet kebagian terkena deboe. Tapi tak memboeat  anak-anak mengantri membeli satoe doea kue talam jang didjadja. Di dekat sitoe poela Bachri berdiri. Masih siboek sadja matanja melirik permoelaan djalan. Djelas betoel ada seseorang jang ditoenggoenja. Atjap kali badannja tegap berdiri tiba-tiba, sebagai seseoerang jang sedang goesar. Tak sadar djuga ketika seorang anak ketjil menoebroek toeboehnja. "Hei, lihat-lihatlah djika berdjalan!" hardik Bachri. "I...ini saja, Oom! Boerhan!" Seperti soedah mengenalnja, Bachri berloetoet mendekat toeboeh ketjil anak itoe. "Ah, engkaoe roepanja Boerhan! Mengapa kemari? Soedah pamitkah kaoe pada bapak iboemu?" Anak itoe beloem lagi selesai melepashiroepkan napas. Tapi moeloetnja ingin tjepat-tjepat bitjara. "Tenanglah...! Mari ke sini!" Bachri mengadjak Boerhan menepi, dibelikanja limoen setoep djamboe jang didjual dekat sitoe. Tapi tak segera diminoemnja. "Minoemlah doeloe!" "Saja disoeroh teh Asri kemari!" Begitoe Boerhan berutjap setelah menegoek sebahagian limoennja. Sementara Bachri sedikit terkedjoet. Terlihat betoel peroebahan air moekanja, sebagai ada seboeah hal penting jang diterimanja. "Asri? Ah, dimana Asri sekarang? Katakan mengapa dia tak datang?" Penasaran betoel Bachri ini, botjah itoe djadi diboeatnja gemetaran. "Teteh, ada di sana! Dekat masdjid raja. Tak bisa kemari, katanja tak enak bertemoe Oom Bachri di sini. Begitoe saja dititipkan pesan." "Betoel begitoe?" "Ja!" Bachri segera bangkit berdiri. Membajarkan doea keping ringgit untuk minoemannja, laloe bergegas menarik bahoe Boerhan. "Ajo, kita kesana sadja temoei kakakmoe!" Kaki-kaki itoe bergegas melintas djalan Braga. Bajang-bajang sendja jang makin pandjang terbentoek, bergerak lintjah mengikuti doea toeboeh lelaki itu jang menghilang ke udjung djalan. Braga masih sadja ramai. Sebentar kemoedian moengkin akan sepi, berganti dengan lampoe-lampoe jang siap dinjalakan. *** Tjirebon, tanggal 5 boelan Maret tahoen 2011 Inpirasi dari foto jang diambil dari wikipedia 'bersamboeng...'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline