Lihat ke Halaman Asli

Penghayatan Malam

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika datang angin yang berhembus di malam hari

hati terasa iris dan sepi tanpa yang menemani.

Meskipun hening dan sepi, tetapi hati tetap tegar untuk

Merasakan hembusa angin mesra yang menemani di malam hari.

Sayup – sayup angin berhembus, waktu berputar

dan suara – suarapun semakin sunyi tak terdengar

hanya sang angin malam yang bertiup kencang

berhembus – hembus dan berirama megar.

Rintik hujanpun turun membasahi bumi yang kering

dan tandus terluka, seakan hujan penuh cinta membasahi

bumi yang kering dan tandus terluka akan kekeringan

Sungguh alangkah indahnya panorama mala mini ketika

Dirasakan dan di hayati betapa penuh kelebihan untuk

Dirasakan dengan penuh cinta di hati.

Rintik hujan dan angin yang berhembus bersayup – sayup

berhenti pada ketika malam sunyi. Waktu terus berjalan

mengiringi lantunan suara kecil yang semakin keci tak terdengar

Penghayatan malam semakin terjiwai

Seakan senang menusuk di hati, tagihan jiwa selalu

Memaksa diri, disaat merasakan indahnya panorama malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline