Lihat ke Halaman Asli

Rambu MonaMonika

Karyawan biasa

Tenggang Rasa di Tengah Menyambut Pemilu

Diperbarui: 17 Januari 2024   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Indonesia saat ini tengah sibuk dengan berbagai persiapan menjelang pemilu 2024. Banyak hal yang dipersiapkan dari segi keamanan, sarana prasarana dll. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana demokrasi guna menyalurkan suara rakyat. Pemerintah yang dibentuk melalui pemilihan umum itu adalah yang berasal dari rakyat, dijalankan sesuai dengan kehendak rakyat, dan diabdikan oleh kesejahteraan rakyat. Pemilu juga merupakan implementasi demokrasi yang mengajarkan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama dalam hukum, serta persamaan hak yang sangat diperlukan agar tidak terjadi kesenjangan sosial. Dalam prosesnya, pemilu mempersamakan hak setiap orang serta memberikan pelajaran kepada kita bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang berarti setiap manusia yang dilahirkan harus menghargai anugrah ini dengan tidak membeda-bedakan manusia dengan berdasarkan latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, dll. 

Namun, ditengah persiapan ini, banyak isu-isu politik yang dibuat untuk menjatuhkan lawan. Jejak digital masa lalu dengan sengaja di angkat kembali untuk membingungkan rakyat. Berbagai pertimbangan muncul serta kandidat mana yang pantas memimpin Indonesia dimasa depan. Debat demi debat dilakukan untuk menunjukkan kualitas masing-masing kandidat. Masyarakat indonesia dibuat bingung untuk menentukan pilihan. Tak jarang keributan serta perselisihan kecil terjadi dilapangan. Hanya karena berbeda pilihan dan pendapat. Masyarakat rela ribut, yang bahkan tak ada untungnya bagi mereka. 

Seharusnya apapun pilihannya, perbedaan menjadi sesuatu yang dapat mempersatukan kita. Sejak dulu kita diajarkan untuk menghormati dan menghargai perbedaan karena Indonesia terbentuk dari berbagai perbedaan. Sikap tenggang rasa sendiri merupakan salah satu nilai yang diambil dari nilai pancasila ke 2. Sikap tenggang rasa harus menjadi suatu kebiasaan bagi kesadaran diri seseorang agar saat berinteraksi sosial dengan orang lain tidak timbul perselisihan. 

Sikap tenggang rasa juga merupakan suatu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain serta meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Beberapa contoh sikap tenggang rasa, yaitu mengucapkan kata "tolong" ketika membutuhkan pertolongan atau bantuan orang lain. Mengucapkan kata " terima kasih " setelah diberi bantuan atau diberi sesuatu dari orang lain. Menghormati sesama manusia, dan peduli pada orang lain. Seseorang yang memiliki sikap tenggang rasa juga dapat diketahui ciri-ciri, seperti adanya sikap saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, berhati-hati dalam bertutur kata, selalu menjaga perasaan orang lain dalam pergaulan. 

Dari semua pembahasan ini, besar harapan penulis sikap tenggang rasa dalam melaksanakan pemilu dapat kita terapkan agar kita dapat mewujudkan pemilu yang damai dan aman. Demokrasi merupakan pesta bagi masyarakat indonesia, marilah kita ikut serta berpartisipasi, jangan golput sebab suara kita dapat merubah masa depan negara kita. Selamat memilih !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline