Lihat ke Halaman Asli

Rama Yanti

Profesional dan penulis

Menunggu Pahlawan Ekonomi Indonesia

Diperbarui: 2 Agustus 2022   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Ramayanti Alfian Rusid S.Psi, MM.Com

Tiba-tiba Jenderal AM Hendropriyono bicara ekonomi global dan arah ekonomi Indonesia. Bisa jadi ada yang mengatakan, tahu apa dia soal ekonomi? 

Seperti kita ketahui, dia adalah mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Wikipedia menguraikan: Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H atau sering disebut A.M. Hendropriyono (lahir 7 Mei 1945) adalah seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia. 

Hendropriyono adalah Kepala Badan Intelijen Negara pertama, ia dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia. 

Ia juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Seorang intel, apalagi boss Intel sedikit-banyak tentu tahu segalanya, karena tugasnya memang mencari tahu. Tetapi ada apa dia bicara 'Situasi Indonesia di Tengah Krisis Global '

Seperti kita ketahui, goncangan ekonomi global sedang menghantui semua negara. Mulai dari negara maju, negara berkembang, apalagi negara miskin. Tiga grade posisi tersebut, menentukan sebuah negara berada dimana. Yaitu memerlukan bantuan atau memberikan bantuan?

Sejak tahun 2020 Indonesia sudah dimasukkan ke dalam jajaran negara maju. Atau berada dalam jajaran grade teratas dari tiga kondisi negara. Amerika Serikat (AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), tak lagi memasukkan Indonesia sebagai negara berkembang.

Artinya, Indonesia yang menurut AS kini berstatus negara maju, tak lagi mendapatkan perlakukan istimewa dalam perdagangan. Selama ini, negara-negara yang menyandang status negara berkembang mendapatkan keistimewaan bea masuk dan bantuan lainnya dalam aktivitas ekspor-impor.

Itu artinya pula, bila resesi global benar-benar mendunia, dalam arti seluruh negara terkena, maka Indonesia bukan lagi sebuah negara yang akan mendapatkan bantuan dari negara lain, atau organisasi negara. Tentunya yang mendapat prioritas negara miskin dan negara berkembang.

Saya mencerna, itulah yang ditakutkan oleh Hendropriyono. Setidaknya dalam waktu-waktu dekat, bila bandul goncangannya semakin tidak bisa dikendalikan, termasuk pengendalian oleh instrumen-instrumen G20 yang kebetulan Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia menjadi ketuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline