Lihat ke Halaman Asli

RamaTamin

Sahabat Diskusi Solusi Manajemen Toko Moderen

Wah, Ada Produk Baru Nih, Gaskeun!

Diperbarui: 23 Januari 2024   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati hati terjebak dalam hal ini. Produk baru pasti selalu menjadi darah segar bagi perputaran omset toko Anda namun jika saja salah dalam mengambil keputusan maka yang ada hanya sebaliknya yakni kerugian. Dalam arti yang lain maka ada investasi yang melambat cair disana. Niatnya mau untung malah buntung.

Pahami kembali product cycle dalam membantu mempertimbangkan apakah produk tersebut patut masuk ke dalam daftar pembelian. Jika dilakukan pembelian, apakah perlu dibuka dalam jumlah yang relatif besar atau bahkan sebaliknya? Lalu jikapun tidak dilakukan pembelian, apakah ditemukan sebuah pemahaman baru disana, tentunya yang membuat Anda semakin matang dalam melihat godaan produk baru? Atau jangan jangan-jangan pembelian sudah telat dikarenakan produk tersebut sudah masuk ke dalam tahapan decline.

Lalu apa saja tahapan didalam perputaran Product cycle ? Umumnya dimulai dari tahapan proses product cycle -secara berurutan- mulai dari launch, growth, mature lalu decline. Produk dikatakan berada pada tahapan launch terkadang ditandai dengan munculnya iklan di beberapa media. Tujuannya bermula sebagai penetrasi yang setidaknya bertujuan to inform bahwa manufaktur sedang memperkenalkan produk baru mereka. Jika tidak ada iklan maka Anda harus memaksa tim merchandise yang ada untuk melakukan fungsinya dengan tepat -salah satunya- yakni menemukan produk secara benar.

Pastikan produk baru yang ditemukan setidaknya sedang dalam tahapan growth. Artinya produk ini telah melewati masa launch dan berhasil menggaet minat pasar untuk mengkonsumsinya. Jangan takut untuk melakukan prediksi sampai sejauh mana produk ini mampu bertahan dan temukan secara relatif masih besarkah demand dari konsumennya.

Tentunya kemampuan membaca pergerakan produk harus ada disetiap pribadi tim merchandise Anda. Alih alih bernafsu mendapatkan keuntungan perusahaan, semua tawaran dari suplier yang menipu dan nampak menggiurkan justru berubah sebaliknya. Pegang erat erat ini selalu bahwa mulut manis para sales yang datang kadang hanya angin surga. Lihat dengan mendalam, mainkan intuisi jika diperlukan untuk mencegah terjadinya toko Anda adalah gudang kedua dari suplier.

Setelah produk melewati masa growth maka selanjutnya memasuki masa mature. Produk yang mature salah satu indikator terkuatnya adalah mendapatkan masa masa puncak pembeliannya. Waspada jika sebuah produk tiba tiba sangat tinggi demand-nya. Pola yang terjadi jika produk mendapatkan perlakuan pasar seperti ini, dan perusahaan pemilik produk tersebut tidak melakukan inovasi atau tidak memiliki rencana cadangan selanjutnya, maka umumnya produk tersebut masuk ke dalam tahapan decline dan terkadang menghilang dipasaran.

Setelah Anda mulai ada gambaran tentang betapa pentingnya memahami product cycle, selanjutnya peran penting berikutnya adalah pekerjaan after-nya yang membutuhkan keseriusan dalam penanganannya.

Hal pertama yang patut Anda pikirkan adalah bagaimana produk tersebut mampu tampil dengan menonjol untuk mendapatkan perhatian lebih dari pelanggan Anda. Walau Anda sudah melakukan promosi dengan sempurna ataupun sudah melakukan marketing campaign dalam ranah yang lebih luas, jika penanganannya tidak sempurna maka kemungkinan terburuk bisa saja terjadi.

Dalam pemikiran inilah product cycle memiliki dua dimensi, dimensi manufaktur dan juga dimensi Anda sebagai Riteler. Paparan singkat dimensi manufaktur sudah terjabar diatas. Kini patut Anda pahami bahwa product cycle dimensi Riteler adalah dari produk tersebut hadir, terjadinya pembelian, lalu terpajang dan terakhir kapan produk itu hilang dalam pajangan Anda. Artinya Anda sudah mulai melihat tahapan penting ini guna bisa melakukan strategi yang berbeda dalam setiap tahapannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline