Lihat ke Halaman Asli

Berbisnislah Selagi Muda (3-Selesai)

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menyambung tulisan terdahulu, rasanya masih enggan beranjak ke sub topik berikut. Saya masih ingin memberi contoh lain, contoh cerita berhasil, dari teman-teman yang berbisnis sejak muda.

Sejak SMA di Jogja, hidup prihatin. Masuk IPB karena prestasinya. Akan tetapi, untuk menopang hidup, ia --to be or not to be-- harus mencari uang sendiri. Menggantungkan kiriman orang tua, tidak ia jadikan prioritas. Apalagi ia mengingat, masih ada lima orang adik yang harus dibiayai oleh kedua orangtuanya. Ia manfaatkan keenceran otaknya untuk memberi les privat. Keliling kota Bogor dijalani, dari rumah ke rumah. Pekerjaan itu tidak terlalu lama, karena seorang pengusaha bimbel merekrutnya.

Ada lagi yang di tengah kesibukan kantoran, memanfaatkan waktu luang di rumah untuk berwirausaha bersama istri: Jualan cireng. Karena memang itulah masakah andalan sang istri. Dari yang semula dijajakan di sekitar komplek perumahan, kemudian meningkat ke kantor tempat ia bekerja, lama-lama menjadi besar dan makin besar saja pelanggannya. Lebaran lalu, ia pulang mengendarai sedan seken merek Toyota.... "Mobil cireng, nih...." ujarnya sambil menyeringai.

Barangkali masih banyak contoh lain yang bisa dikemukakan. Baik contoh yang masih menggunung di benak saya, atau contoh yang sejatinya ada di sekeliling Anda. Sekeliling kita. Tengoklah. Perhatikanlah.

Kesimpulan yang menarik adalah, bahwa memulai usaha tidak selalu harus menggunakan uang (modal). Paling mudah adalah menggunakan skill, tenaga, dan waktu. Contoh mudah barangkali, yang bisa menulis, bisa "menjual" tulisannya. Yang punya waktu dan tenaga luang, barangkali bisa membuat rencana: 6 bulan kerja pada orang, dan honor 6 bulan kemudian dijadikan modal usaha (seperti salah satu contoh yang saya sebutkan terdahulu).

Bingung mau bisnis apa? Ahhh, itu sangat mudah ternyata. Kalau persoalannya hanya pada "jenis" atau "pilihan" usaha, bisa tanya ke mbah google. Ada ratusan, ribuan, bahkan lebih, peluang usaha. Mulai dari usaha bermodal ratusan ribu rupiah, jutaan, puluhan jutaan, ratusan jutaan, hingga tak terbatas. Informasi instan di internet, tidak hanya menyajikan pilihan jenis usaha, tetapi lengkap dengan SOP-nya. Tahapan-tahapannya. Operasionalnya. Manajemennya.

Satu saja yang menurut saya penting dicatat dalam memilih jenis usaha adalah: Pilihlah jenis usaha yang sreg, cocok, klik, dengan hati. Mengapa? Seorang teman berkata, "Bekerja keras pada bidang yang tidak sreg, disebut STRESS. Bekerja keras pada bidang yang dicintai, disebut PASSION."

Soal gagal dan berhasil.... ah.... yang ini sulit. Sebab, bicara cari untung, mudah teorinya. Menghindar dari kegagalan bisnis, mudah teorinya. Menjadikan usaha berhasil, tidak sulit teorinya. Teori-teori-teori.... jangan pegang teori 100 persen. Keberhasilan usaha ternyata terletak pada kemampuan IMPROVISASI saat sudah berjalan. Kepekaan membaca situasi. Kecerdasan mengambil keputusan yang tepat pada waktu yang pas.

Ah... itu juga teori!!!

Sudahlah.... tinggal saja semua teori. Mulai saja. Just do it!!! Dan ingatlah, no pain no gain..... ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline