Manusia merupakan makhluk sosial dimana saling membutuhkan antar sesamanya entah itu tolong menolong, berinteraksi, beradaptasi, kerja sama dan lain sebagainya. Manusia adalah makhluk hidup yang diciptakan secara unik yakni berbeda antara satu dengan yang lain. Keunikan tersebut yang bisa jadi memberikan daya tarik tersendiri dengan sesamanya, keunikan disini dapat diartikan sebagai perbedaan yang ada dan melekat pada manusia. Perbedaan inilah yang kemudian melatar-belakangi berbagai macam konflik yang terjadi mulai dari antar individu maupun kelompok atau organisasi.
Menurut Max Wber (1968), hubungan sosial disebut sebagai konflik apabila sepanjang tindakan yang ada di dalamnya secara sengaja ditujukan untuk melaksanakan kehendak satu pihak untuk melawan pihak lain. Konflik dapat dimaknai sebagai keinginan untuk memaksakan kehendak terhadap orang atau pihak lain dalam suatu hubungan sosial yang dimana konflik dapat difenisikan sebagai perbedaan persepsi atau kepentingan yang diinginkan oleh seseorang atau kelompok yang bersifat melawan, menindas atau memiliki tujuan tertentu.
Pruitt dan Rubin mendefinisikan konflik sebagai sebuah persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence og interest), atau suatu kepercayaan beranggapan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat menemui titik temu yang sepaham (Pruitt dan Rubin, 2009). Perbedaan kepentingan disini ialah tentang anggapan individu mengenai apa yang menjadi tujuan atau apa yang diinginkannya, dimana dari anggapan tersebut membentuk pikiran dan tindakan yang membuahkan sikap, tujuan dan niat. Pihak yang berkonflik memiliki kemungkinan tidak akan menemukan titik temu atau hasil akhir dari dua pihak yang saling bergesekan.
Dari kedua pandangan diatas, dapat dikatakan bahwa konflik merupakan keadaan yang timbul dari adanya dua kubu yang saling berbeda pandangan atau kepentingan, untuk mewujudkannya maka harus ada salah satu pihak yang dapat dikatakan mengalah atau kalah, serta konflik dapat menciptakan suatu kondisi dimana akan ada ketidaknyamanan baik dalam individu maupun kelompok. Namun apakah selamanya konflik mendatangkan hal yang buruk dalam hubungan manusia?
Faktor penyebab terjadinya konflik atau akar-akar pertentangan suatu konflik (Soerjono Soekanto, 2006), antara lain :
- Perbedaan antara individu-individu
- Berupa perbedaan akan perasaan, pendirian hingga pendapat. Hal ini memberikan bukti bahwa manusia adalah individu yang unik dan istimewa.
- Perbedaan Kebudayaan
- Kebudayaan merupakan latar belakang yang mempengaruhi kepribadian individu mulai dari pembentukan sampai ke perkembangan, alhasil dengan banyaknya kebudayaan di Indonesia yang beragam, maka dapat juga dikatakan bahwa kepribadian itu tidaklah sama, namun berbeda dan bergantung pada pola-pola kebudayaan yang melatar-belakanginya.
- Perbedaan Kepentingan
- Kepentingan atau dapat juga dikatakan tujuan merupakan pandangan yang dimiliki semua individu, pastinya pandangan seseorang akan berbeda antar satu dengan yang lain. Kepentingan seseorang dapat juga menyebabkan konflik karena memungkinkan bertentangan dengan kepentingan orang lain. Disaat kepentingan saling bertabrakan ataupun berlawanan, maka kemungkinan adanya konflik tidak dapat dihindarkan.
- Perubahan Sosial
- Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat dapat mengubah nilai-nilai tetap yang berada di dalam masyarakat, hal ini dapat memunculkan golongan-golongan yang berbeda pendiriannya. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik karena adanya rasa paling benar akan pandangan atau pendirian yang dimiliki salah satu atau kedua belah pihak yang bertentangan.
Sejatinya konflik adalah hal yang tidak dapat dihindarkan, karena selama masih ada yang namanya perbedaan dan hubungan, maka konflik akan muncul seiring berjalannya waktu. Meskipun memiliki banyak sekali dampak negatif yang timbul daripada adanya konflik, seperti keretakan hubungan, memungkinkan hilangnya rasa saling menghargai dan dihargai, akan terjadinya perubahan karakter pada individu yang terlibat, kekecewaan dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa konflik juga dapat memberikan dampak yang positif mulai dari individu ataupun kelompok. Manfaat konflik pada untuk pengembangan diri antara lain :
- Dengan adanya konflik, kita akan tersadar bahwa jika terdapat masalah hendaknya atau segera untuk dipecahkan, dijabarkan, dikomunikasikan lalu ditemukannya solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.
- Terjadinya konflik akan memberikan kekuatan untuk lebih fokus pada isu-isu dari persoalan.
- Konflik muncul karena adanya perbedaan, dari adanya konflik dapat membantu kita untuk belajar dan mengambil manfaat dari berbagai perbedaan.
- Memahami sudut pandang orang lain sebagai sarana untuk melatih analisa dalam diri.
- Adanya konflik membantu kita untuk tetap hidup realistis di kehidupan yang tidak sempurna karena pada dasarnya segala sesuatu akan ada kelebihan dan kekurangannya.
- Menjadikan kita untuk lebih mengerti akan tujuan Sang Pencipta menciptakan manusia dengan penuh keberagaman dan masing-masing karakteristiknya.
- Sedangkan manfaat konflik dalam lingkup organisasi atau kelompok antara lain :
- Dengan adanya konflik, maka akan mendorong yang terlibat untuk bekerja sama dalam upayanya memecahkan atau mengatasi konflik yang dihadapi bersama.
- Mendorong semangat kerja dalam menghadapi persaingan yang sehat.
- Sebagai evaluasi organisasi kedepannya. Munculnya konflik dapat diakibatkan ketidaksesuaian sistem organisasi yang berjalan, jika masalah makin membesar maka semua anggota organisasi akan mengalami dampaknya, dengan adanya konflik maka akan diketahui mana yang harus diatasi atau diselesaikan.
- Meningkatkan keaktifan anggota. Karena pada dasarnya konflik adalah perbedaan pandangan, maka adanya konflik akan membantu melatih anggota untuk mengeluarkan argumen-argumennya. Hal ini dapat dikatakan bersifat pengembangan ke arah yang lebih baik.
- Melatih kemampuan mengelola konflik dalam lingkup organisasi atau kelompok.
Konflik merupakan kejadian yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu hubungan sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa terjadinya konflik akan memberikan banyak sekali dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial seseorang ataupun kelompok. Penanganan atau strategi dalam menghadapi konflik juga berpengaruh besar dalam penyelesaian konflik itu sendiri. Faktor utama adanya konflik adalah manusia, manusia juga bertanggung jawab atas jalan apa yang ia ambil. Manusia adalah pribadi yang unik, dimana semuanya memiliki peran masing-masing dalam kehidupannya. Jika terdapat hubungan maka disitulah kemungkinan konflik muncul. Namun, dari sekian banyaknya dampak negatif dari konflik, alangkah baiknya kita melihat dari sisi yang berlainan bahwa konflik juga dapat memberikan hal positif bagi diri kita ataupun kelompok. Terkadang apa yang kita alami tidak kita sadari, seperti halnya manfaat dari adanya masalah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI