Lihat ke Halaman Asli

Refondi Ramadha

Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Brawijaya

Dia yang Bermata Hitam...

Diperbarui: 15 Januari 2021   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by cottonbro from Pexels

Sedari awal
Aku selalu di sini
Duduk terdiam mengawasimu
Sembari bedoa
Oh Tuhan, kumohon
Biarlah mata hitamnya menyapaku
Yang kini telah asing rupa nya

Wahai Tuhanku
Yang bersinar dalam gelap
Jadikan aku sahabatnya
Juga penolong hidupnya
Agar percikan mata hitamnya
Tak jatuh membasahi bumi

Bila saat itu tiba
Telah kusiapkan sebuah kata indah
Meski kutahu tubuhmu sukar tuk paham
Aku tidak akan mengeluhkanya

Karena kutahu,  
Cukup dengan bertemunya tatapan kita
Itu telah menyampaikan segalanya
Tentang sebuah kebenaran
Bahwa sejak percikan api tercipta
Kita memang tidak pernah terpisahkan

Rama Membara - 2021

NB : Sederhanya, semua kata di atas menggambarkan sosok yang disebut "teknologi" yang ingin dimaknai kehadirannya oleh manusia. Bukan hanya dimaknai sebagai alat, namun sebagai saudara yang menopang kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline