Didalam buku Novelnya Leila Salikha Chudori yang bertajuk 'Namaku Alam'. Terdapat sebuat pertanyaan yang dilontarkan Ibu Umayani.
"Mengapa Kita Jarang Percaya Pada Sejarah?"
Seketika saya langsung mengerutkan kening diiringi bola mata yang tersistemik menatap langit-langit.
Pertanyaan ini sangatlah menarik, sehingga saya pun berhenti sejenak membaca, lalu memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Saya sempat berfikir "Apakah iya, kita jarang percaya pada sejarah?"
"Kenapa bisa ?"
"Lalu, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kita tidak percaya pada sejarah?"
Pikiranku seketika langsung menerobos mesin waktu, yang dimana pada saat itu aku tengah duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya selalu aja menerima, meyakini dan mempercayai segala informasi-informasi yang hadir tanpa ragu disampaikan oleh para guru.
Namun, setelah membaca berbagai referensi buku (termasuk buku ini), diskusi dengan teman-teman dan menonton berbagai tayangan sejarah. Saya mulai tersadarkan, ibarat sebuah puzzle yang telah mengisi kekosongan.
Bahwa dalam melihat sejarah, kita tidak bisa memukul rata antara hitam dan putih. Karena didalamnya terdapat campur tangan dengan berbagai kepentingan.