Thailand terus mempersiapkan diri menghadapi berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) yang akan dimulai pada Desember 2015, seluruh elemen Negara ini turut mengambil bagian untuk mempromosikan dan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Secara eksternal mereka giat mempelajari berbagai kebudayaan Negara-negara yang tergabung dalam komunitas ASEAN. Upaya ini dianggap penting karena pada AEC perpindahan penduduk antar negera akan sangat cepat dan kuncinya adalah dengan mengenal dan memahami budaya Negara tersebut.
[caption id="attachment_368742" align="aligncenter" width="300" caption="dokumen pribadi"][/caption]
Pemerintah Thailand melalui kementerian pendidikannya membuat sebuah program kuliner Negara ASEAN, yang secara tehnis acara ini dilaksankan oleh e-Learning Center Rajabhat Suan Dusit University Thailand. Perkembangan kuliner Negara ASEAN di buat dalam bentuk video yang selanjutnya akan disebarkan keseluruh universitas di negera ini, yang kemudian akan diajarkan dan dikenalkan kepada mahasiswa Thailand tentang kuliner Negara ASEAN. Indonesia sebagai bagian dari program tersebut melalui Atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok mengambil bagian dalam acara tersebut.
Melalui atase pendidikan Indonesia di Thailand, mengamanahkan tugas ini kepada Alim Mardhi dan istri untuk menjadi chef pada acara tersebut. Secara keilmuan bapak Alim mardhi tidak memiliki relevansi dengan ilmu yang ditekuni saat ini yakni sebagai staf pada Badaan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Indonesia dan saat ini sebagai mahasiswa magister chulalongkorn university, bidang tehnologi nuklir. Tetapi dengan keuletan dan keseriusan mempelajari masakan Indonesia secara professional yang akhirnya terpilih untuk mewakili Indonesia dalam acara tersebut.
[caption id="attachment_368753" align="aligncenter" width="300" caption="doc pribadi"]
[/caption]
Sesi pengambilan gambar dilaksanakan di laboratorium kuliner Rajabhat Suan Dusit University Thailand, acara ini dipandu salah satu dosen pengajarnya yakni Dr. Chutipapha yang juga sebagai ahli kuliner Thailand. Melihat cara pengambilan gambar tersebut dan gaya sang pembawa acara terlihat sangat professional terlebih acara tersebut dihadiri Dr. Amornvan sebagai kepala e-Learning Center Rajabhat Suan Dusit University Thailand, ia memantau sekaligus memberikan arahan dalam proses pengambilan gambar. Sesekali Dr. Amornvan menghentikan sementara acara tersebut untuk mengingatkan kepada pemandu acara akan tata bahasa. Sesi pengambilan gambar ini bukan saja focus pada cara memasak tetapi yang tak kalah pentingnya adalah bahasa yang digunakan, antara pemandu acara dan chef harus menggunakan tiga bahasa yakni English, Thailand, dan Indonesia. Terkadang keduanya lupa akan hal tersebut, tetapi dengan adanya Dr. Amornvan situasi ini bisa dikendalikan.
Alim Mardhi mendemonstrasikan lima masakan Indonesia yakni, Rendang Padang sebagai masakan andalan, dilanjutkan dengan Perkedel, Gado-gado, Soto, dan Rujak Seru. Suasana interaktif dibagun sedemikian rupa agar pengambilan gambar berlangsung dengan baik. Alim Mardhi yang dibantu sang istri dalam mengawali masakan menjelaskan secara ringkas tentang asal usul setiap masakan, terlihat pemandu acara serius untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh chef tersebut.
Disela sela acara tersebut hadir pula Mr. Rangsan Mumana supervisor cooking Thailand. Ia memberikan wejangan yang intinya seorang chef harus memiliki pengetahuan yang baik tentang makanan, karena chef yang professional harus mengembangkan makanan yang ada saat ini. Bahan dasar makanan semua hamper sama, tetapi cita rasa akan berbeda ketika ada pengembangan bumbu dan cara masak, demikian tuturnya.
[caption id="attachment_368745" align="aligncenter" width="300" caption="doc pribadi : Mr Rangsan Mumana ahli kuliner thailand"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H