Lihat ke Halaman Asli

Mendirikan Sekolah Swasta, Refleksi Hari Guru Nasional

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14168994441887810677

Hari ini diberbagai wilayah Indonesia memperingati hari guru nasional, momentum ini mengingatkan kita akan betap pentingnya dan mulianya seorang guru. Dengan sabar dan tenang mereka mendidik dan mencurahkan kasih dan sayangnya kepada seluruh murid-muridnya, jika kembali kita ingat setiap peristiwa pendidikan formal yang dilalui, sungguh banyak kisah-kisah yang menarik diberikan oleh guru-guru kita. Menjadi guru merupakan profesi yang sangat mulia dan terhormat.

Refleksi hari guru nasional ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang apa yang telah saya dan teman-teman buat untuk memajukan pendidikan di wilayah Sulawesi Tenggara, cerita ini bermaksud membagi pengalaman betapa susahnya untuk mengembangkan daerah. Tepatnya tahun 2008, saya dan teman-teman mempelopori pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan (SMKS) Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Saat itu pendirian sekolah kesehatan masih sangat sulit diterima oleh berbagai kalangan, terutama pada mereka yang berasal dari dinas kesehatan. Mereka masih menganggap bahwa SMK Kesehatan adalah sama dengan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), yang mana SPK tersebut telah lama dibubarkan oleh dinas kesehatan.

Tetapi itu tidak membuat kami untuk surut dalam mendirikan sekolah. Kami berfikir, energy akan habis jika harus berhadapan dengan teman-teman dari dinas kesehatan secara personal yang pada akhirnya akan berakhir tanpa keputusan, sehingga dengan dasar itu kami mengambil langkah untuk menyurat secara resmi pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meminta dukungan pendirian SMK Kesehatan yang disertai dengan dokumen dan arsip yang berkaitan aturan-aturan pendirian sekolah swasta kesehatan. Ternyata, nasib kurang memihak pada kami, oleh pimpinan dinas kesehatan bersikap lebih keras dan menutup jalan pendirian SMK Kesehatan hal itu dengan dikeluarkannya surat resmi yang ditujukan kepada semua dinas kesehatan kabupaten dan kota di provinsi sultra untuk tidak memberikan izin pendirian SMK Kesehatan Swasta.

Semangat yang dulunya berapi-api kembali menurun dengan sikap pemerintah tersebut, padahal tujuan kami hanya ingin mendekatkan pusat pendidikan pada masyarakat, kami tidak ingin apa yang telah kami lalui tidak dialami oleh anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan pada bidang kesehatan. Teringat, dahulu ketika kami ingin sekolah bidang kesehatan harus di Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, berapa biaya yang harus digunakan, jarak tempuh yang sangat jauh. Hampir dipastikan, masyarakat yang memiliki ekonomi terbatas tidak akan melanjutkan pendidikan. Ironis memang, tetapi itulah faktanya.

Bersyukur kami memiliki tim yang energik sehingga strategi kami ganti dengan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Nasional sebagai induk pendidikan di Indonesia. Dengan membawa aturan-aturan tata cara pendirian SMK Kesehatan Swasta kami berdialog dan akhirnya membuahkan hasil, oleh mereka jika seperti itu aturannya maka pemberian izin pendirian SMK Kesehatan Swasta akan diberikan oleh Dinas Pendidikan Nasional yang ditanda tangani oleh Bupati. Singkat ceritanya, kamipun mendapatkan izin penyelenggaraan pendidikan SMK Kesehatan Swasta Konawe dan itu merupakan SMK Kesehatan Swasta yang berdiri di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sungguh tak terduga, rupanya pemerintah kabupaten konawe sangat antusias untuk membina sekolah tersebut.

Oleh teman-teman, maka ditunjuklah saya selaku Kepala Sekolah Pertama SMKS Konawe, ini pekerjaan yang sangat berat dan sekaligus menarik, karena kami akan membuat sejarah di kabupaten konawe. Izin telah kami pegang, kembali kami menghadapi masalah baru, yakni tempat untuk belajar belum ada, guru-guru belum ada, uang tidak ada, yang Teresa hanyalah semangat anak-anak muda yang ingin mengabdikan diri di masyarakat.

[caption id="attachment_337563" align="aligncenter" width="483" caption="Doc : Media sosial SMK Kes Know"][/caption]

Dengan berbagai kemampuan, kami bernegosiasi pada pemilik salah satu rumah kosong, oleh orang-orang disekitar rumah tersebut mengatakan bahwa rumah tersebut sangat angker sehingga tidak ada yang berani untuk menyewanya. Wah, ini sangat menguntungkan buat kami, penawaran bisa lebih murah dan bayarnyapun bisa diangsur. Ternyata apa yang kami harapkan terkabulkan, kami bisa kontrak rumah tersebut sebagai tempat belajar dengan harga murah dan bayarnyapun diangsur. Permasalahan berikutnya bagaimana meyakinkan masyarakat terhadap keberadaan sekolah tersebut. Yah, ini membutuhkan strategi yang menguras energy karena sekolah tanpa siswa itu sia-sia. Alhasil dengan semangat yang tersedia, kami berhasil mendapatkan siswa untuk dididik pada bidang keahlian Keperawatan dan Farmasi.

Tahun kedua akhir (2008), kami telah memiliki lokasi sendiri walaupun sangat sederhana, yang jauh layak dari sebuah bangunan sekolah tetapi ini telah menjadikan momentum buat kami untuk bekerja meningkatkan kemajuan sekolah tersebut. Sehingga dengan melihat bahwa sekolah tersebut telah bisa untuk hidup mandiri maka pada tahun 2012 pucuk pimpinan di SMK Kesehatan Swasta Konawe dialihkan kepada generasi pimpinan baru yang memiliki semangat dan pengetahuan tentang pendidikan yang sangat baik. Hingga tahun ini 2014, SMK Kesehatan Konawe telah memiliki banyak alumni yang tersebar diberbagai institusi, ada yang jadi PNS, pembantu apoteker, Polisi, dan wirausaha. Kami sangat bangga dan bahagia alumni alumni SMK Kesehatan Konawe telah mampu untuk berkarya dimasyarakat.

Akhir tulisan ini, terkhusus guru-guru SMK Kesehatan Konawe, selamat atas dedikasi dan kerja keras yang telah kalian berikan selama ini. Dedikasi kalian akan menjadi cahaya di syurga kelak. Tuhan maha tahu apa yang ummatnya lakukan, niat baik dan tulus akan mendapatkan hidayah dariNya. Untukmu wahai Guru-guru SMK Kesehatan Konawe, “Happy Teacher Day”. Salam dariku RT 18 di Bangkok, 25 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline