Pernahkah kamu merasa kebingungan atau mungkin bahkan terkejut mendengar istilah "self-harm"? Meskipun topik ini seringkali dianggap sensitif, memahami apa itu self-harm dan alasan di baliknya dapat membantu kita menjadi lebih empati dan memberikan dukungan kepada mereka yang mungkin mengalami kondisi ini. Dalam artikel ini, kita akan menyusuri perjalanan self-harm, menjelaskan berbagai bentuknya, serta merinci faktor-faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan ini. Melalui pemahaman yang lebih mendalam, kita berharap dapat membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang kesehatan mental dan memberikan dukungan bagi mereka yang membutuhkannya.
APA ITU SELF HARM?
Self-harm, atau yang juga dikenal sebagai self-injury atau self-mutilation, merujuk pada perilaku di mana seseorang menyakiti dirinya sendiri dengan sengaja. Ini bisa melibatkan berbagai bentuk tindakan, seperti melukai diri sendiri, atau menggunakan cara lain untuk menyebabkan rasa sakit fisik. Self-harm bukanlah suatu kondisi diagnostik, tetapi sering kali merupakan gejala dari masalah kesehatan mental yang lebih mendalam.
Orang yang terlibat dalam self-harm mungkin melibatkan diri mereka dalam perilaku ini sebagai cara untuk mengatasi atau mengurangi tekanan emosional yang mereka rasakan. Meskipun tindakan ini mungkin memberikan kelegaan sementara dari rasa sakit atau stres emosional, penting untuk diingat bahwa self-harm bukanlah solusi jangka panjang untuk masalah kesehatan mental. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi indikator bahwa seseorang memerlukan dukungan dan bantuan untuk mengatasi masalah yang mendasarinya.
Alasan seseorang melakukan tindakan Self Harm
1. Mengalihkan Perhatian dari Suatu Hal yang Dapat Membuat Trauma
Alasan seseorang melakukan self-harm dapat sangat kompleks dan bervariasi. Salah satu alasan umum adalah sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit emosional atau trauma yang mereka alami. Melalui tindakan self-harm, seseorang mungkin merasa memiliki kendali atas rasa sakit fisik yang mereka alami, yang dapat mengaburkan atau menggantikan rasa sakit emosional yang lebih dalam. Bagi beberapa orang, self-harm dapat menjadi bentuk pemecahan masalah atau cara untuk meredakan ketegangan yang tidak teratasi. Tindakan ini mungkin memberikan perasaan pelepasan atau pembebasan sementara dari tekanan psikologis yang mereka hadapi.Penting untuk diingat bahwa self-harm bukanlah solusi yang efektif atau sehat dalam mengatasi masalah emosional atau trauma.
2. Perasaan Bersalah atau Malu yang Tak Tertahankan
Perasaan bersalah atau malu yang tak tertahankan bisa menjadi pemicu bagi beberapa orang untuk melakukan self-harm. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengelola atau mengekspresikan emosi tersebut secara sehat, dan tindakan self-harm mungkin dianggap sebagai cara untuk meredakan atau mengobati perasaan tersebut. Self-harm dapat memberikan pemuncak fisik bagi perasaan batin yang sulit diungkapkan atau dipahami. Dalam situasi di mana seseorang merasa terjerat oleh perasaan bersalah atau malu yang berlebihan, tindakan tersebut bisa menjadi cara untuk menciptakan rasa kendali atau mengalihkan perhatian dari beban emosional yang tak tertahankan. Namun, penting untuk dicatat bahwa self-harm tidak menyelesaikan masalah pokok atau membantu seseorang mengatasi perasaan bersalah atau malu. Sebaliknya, pencarian bantuan profesional dan dukungan sosial dapat menjadi langkah yang lebih efektif untuk memahami dan mengatasi perasaan tersebut tanpa membahayakan diri sendiri.
3. Perasaan Mati Rasa Akibat Trauma Psikologis