Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan Kesa

Mahasiswa

Bapak Sungadi, Tokoh Budayawan Kesenian Kuda Kepang Desa Candisari

Diperbarui: 7 Agustus 2023   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : dokumen pribadi

Candisari. Salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Windusari dan mempunyai satu potensi kesenian. Kesenian itu ialah kesenian tarian kuda kepang yang dipelopori oleh tokoh bernama Pak Ngadi dari Dusun Mbawang, Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kuda kepang merupakan tarian yang telah dikembangkan sejak tahun 2004 dan masih bertahan hingga saat ini.

Banyak anak muda yang ikut serta dalam kesenian tarian ini. Sebagian besar yang mengikuti tarian kuda kepang ialah anak laki-laki. “Dahulu, terdapat dua kelompok tarian yaitu kelompok tarian laki-laki dan perempuan. Namun, semakin lama, peserta perempuan semakin menipis, kemudian hanya tersisa satu kelompok tari, yaitu kelompok tarian laki-laki”, jelas Pak Ngadi, selaku tokoh budayawan sekaligus pelatih tari kuda kepang.

Kuda kepang merupakan tarian tradisional yang menggunakan kuda mainan sebagai alat peraga dalam tariannya. Gerakan dari tarian ini juga diangkat dari kisah wayang di Jawa. Tak heran jika tarian kuda kepang sering dipertunjukkan pada saat acara tertentu, seperti pada saat nikahan, khitanan, bahkan acara tradisi di desa Candisari, yaitu merti desa.

sumber : dokumen pribadi

Rasa ingin mengapresiasi semangat anak muda di desa Candisari, terutama di dusun Bawang untuk senantiasa melestarikan kebudayaan daerahnya menjadi salah satu latar belakang utama KKN Unnes Giat 5 desa Candisari tertarik mengangkat kesenian tarian kuda kepang. Jika dilihat dan diperhatikan dengan seksama, di zaman yang semakin maju dan modern ini sudah sangat jarang dan sedikit anak muda yang mau melestarikan ataupun membanggakan kebudayaan di daerahnya, khususnya budaya Jawa.

Adanya semangat dalam melestarikan kebudayaan setempat juga didukung dengan adanya Pak Ngadi, sebagai tokoh yang selalu memotivasi anak muda untuk terus melestarikan kebudayaan daerah, terutama kebudayaan tradisional yang saat ini sudah mulai tergeser seiring berjalannya waktu. Di samping itu, sosok Pak Ngadi juga sangat berpengaruh terhadap adanya kesenian kuda kepang yang bertahan hingga saat ini.

Hal ini juga menjadi salah satu upaya dalam pengamalan Pancasila, khususnya sila ke-4, yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pelestarian kesenian kuda kepang menjadi salah satu upaya dalam perwujudan pelestarian budaya atau adat istiadat dalam masyarakat sebagai wujud rasa cinta terhadap budaya Indonesia.

“Pak Ngadi merupakan sosok yang sangat berpengaruh pada kesenian kuda kepang ini. Tanpanya, kesenian kuda kepang ini tidak akan ada bahkan bisa bertahan hingga saat ini”, ujar Roni, selaku salah satu peserta yang ikut bermain pada tarian kuda kepang.

“Pak Ngadi adalah sosok yang sangat patut dijadikan sebagai inspirasi anak muda untuk terus melestarikan kebuadayaan daerah setempat agar tidak hilang ditelan oleh zaman yang semakin maju dan berkembang”, jelas Pak Pasrah, selaku ketua kesenian kuda kepang.

Warga dusun Bawang terus berusaha dan berupaya agar kesenian kuda kepang dapat terus berjalan sampai kapanpun. Mereka juga sangat berharap pemerintah setempat dapat mendukung kesenian tradisional kuda kepang yang mungkin dapat dikatakan masih tersembunyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline