Chelsea telah menjadi sorotan setelah menghabiskan hampir £1 miliar dalam waktu singkat untuk membeli pemain. Klub asal London ini berhasil mendatangkan sejumlah nama besar, termasuk Moises Caicedo dan Romeo Lavia, namun banyak yang bertanya-tanya: bagaimana Chelsea bisa menghindari sanksi Financial Fair Play (FFP) dengan pengeluaran sebesar itu? Berikut strategi-strategi utama yang mereka gunakan untuk menjaga neraca tetap stabil meskipun sibuk belanja besar.
1. Kontrak Jangka Panjang untuk Pemain Baru
Chelsea menggunakan taktik yang cerdas dengan memberikan kontrak jangka panjang, bahkan mencapai tujuh hingga delapan tahun, untuk pemain yang mereka rekrut. Dengan skema ini, biaya transfer pemain bisa "disebar" atau diamortisasi selama masa kontrak yang panjang. Ini berarti beban biaya transfer per tahun menjadi lebih ringan. Namun, strategi ini mulai dibatasi UEFA yang hanya mengizinkan amortisasi maksimum lima tahun untuk kontrak pemain sejak musim panas ini.
2. Kegagalan di Kompetisi Eropa Membuka Celah
Musim 2022/23 mungkin menjadi salah satu musim yang paling mengecewakan bagi Chelsea, yang hanya mampu finis di peringkat ke-12 di Liga Primer dan gagal masuk kompetisi Eropa. Namun, kegagalan ini justru memberi Chelsea kelonggaran karena untuk sementara mereka bebas dari aturan FFP UEFA. Hal ini memberi klub lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola anggaran mereka tanpa harus mengikuti aturan ketat dari kompetisi Eropa.
3. Bersih-Bersih Pemain untuk Mendapatkan Dana Segar
Chelsea tidak hanya sibuk membeli pemain, tetapi juga melego beberapa nama besar untuk menyeimbangkan keuangan. Dalam periode transfer musim panas ini saja, Chelsea menjual hingga 13 pemain, termasuk Kai Havertz, Mason Mount, dan Christian Pulisic. Penjualan ini menghasilkan sekitar £200 juta, yang seluruhnya tercatat penuh dalam pembukuan. Sebaliknya, biaya transfer pemain yang mereka beli tercatat secara bertahap atau diamortisasi. Dengan penjualan pemain tersebut, Chelsea dapat mengurangi pengeluaran yang sangat besar untuk pembelian pemain baru.
4. Struktur Gaji yang Lebih Efisien
Strategi lain Chelsea adalah dengan mengurangi struktur gaji mereka. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan fokus membeli pemain muda berusia di bawah 25 tahun, yang biasanya bersedia menerima gaji yang lebih rendah. Chelsea juga berupaya menjual pemain dengan gaji besar yang sulit dilepas, seperti Romelu Lukaku, demi meringankan beban gaji klub. Dengan turunnya pengeluaran gaji, mereka memiliki ruang lebih untuk belanja pemain tanpa merusak anggaran.
5. Berbelanja Sebelum Aturan Baru Diberlakukan
Chelsea terlihat bergegas menyelesaikan belanja besar-besaran sebelum aturan baru FFP diterapkan. Setelah bursa transfer kali ini, Chelsea mungkin akan lebih konservatif dalam belanja pemain setidaknya untuk dua musim berikutnya, mengingat mereka sudah memiliki banyak pemain muda berbakat yang bisa dikembangkan. Dengan langkah ini, mereka juga punya lebih banyak waktu untuk menyeimbangkan kembali keuangan.