Banyak kejadian ricuh pleno penetapan rekapitulasi suara Pemilu. Kali ini yang viral di kanal Youtube (https://youtu.be/8N2Pw9vx18Y) dengan hanya hitungan jam (-24jam) tembus 1juta pemirsa.
Penulis mendapat share link dari WAG,FB,juga privat massage. Segera penulis buka link nya. Saat pertama tayangan ternyata saksi 02 ramai2 menanyakan pihak KPUD Sampang atas rekap suara yang aneh. Semua kecaman tertuju atas rekapitulasi yang berbalik dari rekap C1 asli.
Juga menurut tayangan asli video tersebut, telah diminta solusi buka C1 untuk pembuktian realcount. Namun di video penulis tidak begitu memahami alasan KPUD belum membuka atau menolak.
Terjadi gelombang protes keras dari saksi 02 atas KPUD Sampang. Disayangkan protes yang berbasis data tersebut tidak dapat ditindaklanjuti dengan bijak oleh penyelenggara pemilu maupun Bawaslu.
Di hampir menit2 terakhir ada kejadian pihak keamanan dan pria berpakaian preman menindak keras korban yang disebut2 adalah saksi 02.
Penulis berharap siapapun yang disebut2 didalam video agar memberikan klarifikasi agar tidak menimbulkan badai protes netizen. Jangan hanya klarifikasi 'cepat dan lugas' yang biasanya dapat ditebak berupa bantahan, namun mesti diusut kenapa bisa terjadi peristiwa, lalu alasan apa yang membuat petugas terlihat garang dan terkesan kasar ke lelaki yang disebut2 adalah saksi 02.
Semoga demokrasi dapat berjalan dengan baik. Kepada aparat kami himbau agar lebih sabar agar tidak menimbulkan antipati dari masyarakat.
Kepada peng-upload video, ada video yang terjeda, lalu tiba2 ada adegan penindakan keras atas lelaki di video. Mohon dijelaskan kenapa terpotong. Agar keberimbangan informasi publik tetap terjaga.
Siapapun yang bermain2 dengan kecurangan akan mendapat ganjaran juga ada pembalasan yang setimpal. Ingat! Siapapun dia.
Kami (netizen) menunggu klarifikasi apa kejadian sebenarnya. Agar tidak menimbulkan gejolak lebih luas.
20an Triliun hanya menghasilkan 73.000 salah input yang merugikan satu Calon, tapi menguntungkan Calon sebelah. Juga ratusan ribu upload dugaan keanehan proses pencoblosan juga potensi kecurangan yang menunggu pembuktian hukum dan menunggu keadilan tegak di bumi Indonesia.