Kita lewati pintu pertama ke pintu lainnya
melalui hari-hari yang berlubang
yang terbuat dari lorong dan gang-gang sepi
yang sembunyi di atas kota
di antara tiang lampu taman yang beku dan pohon
di celah otot yang tegang dan perasaan lapar
di mana mimpi-mimpi terbang
tempat sekelompok burung mandi dan
memecah kesedihan
yang dingin dan mengeras:
di sanalah kita tertidur tanpa mantel dan pelukan.