Lihat ke Halaman Asli

RAMADHANA RIZKI DWI PAMUNGKAS

Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Asistensi Mengajar, Membangun Pendidikan yang Berkualitas melalui Program MBKM

Diperbarui: 13 November 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program Asistensi Mengajar adalah salah satu inisiatif pemerintah bagi mahasiswa program studi pendidikan dan keguruan. Asistensi Mengajar di satuan pendidikan ini menjadi bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang wajib diikuti mahasiswa minimal selama satu semester. Kebijakan MBKM bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang otonom dan fleksibel di perguruan tinggi, sehingga mereka dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Program ini diadakan di Kota Malang dan sekitarnya, namun kini mahasiswa diperbolehkan menjalankan Asistensi Mengajar di daerah masing-masing atas persetujuan LP3 dan Universitas Negeri Malang.

Pelaksanaan Asistensi Mengajar dilakukan oleh kelompok mahasiswa dari berbagai program studi dengan bimbingan dosen pembimbing lapangan dan guru pamong. Program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan, menghubungkan pendidikan dasar dan menengah dengan pendidikan tinggi, serta mendiseminasikan produk-produk pembelajaran kreatif dan inovatif dari UM untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Asistensi Mengajar di SMAN 2 Ponorogo

Saya menjalani kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 2 Ponorogo, sebuah sekolah menengah di Jalan Pacar 24, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Di sekolah ini, terdapat 14 mahasiswa yang berasal dari lima program studi, yakni Pendidikan Sosiologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Sejarah, Pendidikan PPKn, dan Pendidikan Seni Tari dan Musik, yang ditempatkan untuk mengajar di kelas X hingga XII.

SMAN 2 Ponorogo memiliki budaya pembelajaran yang unik, yaitu Literasi. Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, siswa melakukan kegiatan Literasi. Pada hari Selasa, siswa membaca karya sastra atau buku cerita, lalu merangkum isi buku dalam buku literasi mereka. Pada hari Rabu, siswa membuat karya sastra seperti puisi dan pantun. Hari Kamis dan Jumat, siswa membaca ayat-ayat Al-Quran Juz 30 secara bergiliran dipandu oleh teman mereka. Selain itu, pada setiap hari Selasa Pon (penanggalan Jawa), guru dan siswa melaksanakan khataman Al-Quran di Masjid Sabilurrasyad SMAN 2 Ponorogo. Tradisi ini sangat mendukung pembentukan karakter siswa, menumbuhkan kebiasaan membaca, serta meningkatkan kepedulian dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT.

Kegiatan yang Dilaksanakan Mahasiswa selama Asistensi Mengajar di SMAN 2 Ponorogo

Selama menjalankan Asistensi Mengajar di SMAN 2 Ponorogo, saya banyak belajar melalui berbagai aktivitas, baik dalam bidang akademik, non-akademik, maupun administrasi sekolah. Dalam bidang akademik, saya menyusun Modul Ajar, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, dan LKPD yang kemudian dikonsultasikan dengan Ibu Nevi Triana Anggraeni, S.Pd., sebagai guru pamong. Saya juga membuat jadwal mengajar mingguan, membimbing siswa dalam olimpiade dan proyek P5 di kelas X, membuat soal PTS dan PAS, serta membantu guru pamong dalam penilaian remedial siswa.

Di bidang non-akademik, saya berpartisipasi dalam kegiatan Isra' Mi'raj, berdiskusi dan sharing dengan guru pamong, serta membantu para guru mengelola perpustakaan dengan menginput data buku, menempelkan stiker kode, dan mengurutkan buku. Dalam bidang administrasi, saya juga melaksanakan piket resepsionis di lobby sekolah.

Pengalaman Berharga yang Didapatkan

Banyak ilmu dan pengalaman berharga yang saya peroleh dari Asistensi Mengajar di SMAN 2 Ponorogo. Pengalaman tersebut mencakup cara mengajar, berinteraksi dengan siswa, mengondisikan kelas, serta menyusun perangkat pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Selain kemampuan soft skill, saya juga meningkatkan kemampuan hard skill dalam bidang copywriting dan implementasi Artificial Intelligence dalam pembelajaran. Saya juga mampu memanfaatkan berbagai aplikasi belajar dan website untuk mendorong kreativitas siswa dan guru. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran ini sangat relevan dengan kebutuhan mengikuti perkembangan zaman di Era Society 5.0.

Dukungan dari Rekan Mahasiswa, Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan Mitra Sekolah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline