Lihat ke Halaman Asli

RAMADHANA RIZKI DWI PAMUNGKAS

Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Wujudkan Desa Berdaya, Dosen dan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Malang Lakukan Pengabdian Masyarakat di Desa Jenangan Kabupaten Ponorogo

Diperbarui: 1 Juli 2024   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dosen dan Mahasiswa menemui Kepala Desa Jenangan di Balai Desa Jenangan. Dokumentasi Pribadi, 2024)

Digitalisasi menjadi gerakan penting seiring pesatnya perkembangan teknologi, lebih lagi di lingkup desa. Pengembangan website dan media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Facebook, serta platform lain diinisiasi oleh dosen dan empat mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Sosiologi melalui pengabdian masyarakat di Desa Jenangan Kabupaten Ponorogo dengan tajuk "Mendadak Viral: Pengembangan Rumah Maya berbasis Sistem Informasi Desa untuk Desa Berdaya di Kabupaten Ponorogo". Program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis dalam pembuatan dan pengelolaan sistem informasi desa, tapi juga peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya digitalisasi sebagai upaya peningkatan kualitas hidup, keterbukaan, juga kemandirian desa.

(Dosen dan Mahasiswa menemui Kepala Desa Jenangan untuk perizinan dan koordinasi kegiatan pengabdian. Dokumentasi pribadi, 2024)

Kamis (27/06/2024), dosen dan keempat mahasiswa menemui Kepala Desa dan Sekretaris Desa di Balai Desa Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Pembahasan meliputi perizinan dan koordinasi pencanangan pembuatan platform digital dan pelaksanaan "Ngopi Bareng" sebagai bentuk sosialisasi kepada warga desa. Adapun koordinasi bersama Sekbid IT, Pemerintah Desa Jenangan terkait konten yang akan dimuat. Berikutnya, Kamis Petang keempat mahasiswa melakukan survei dan mengumpulkan data di berbagai lembaga pendidikan setempat, mulai dari Playgroup, TK, SD, SMP, MTS, SMA, dan SMK yang dikelola ibu-ibu PKK. Termasuk melihat secara langsung aktivitas masyarakat Desa Jenangan yang kebanyakan sebagai petani, salah satunya adalah Petani Bawang.

(Mahasiswa mencoba adrenalin Tubing WDBL. Dokumentasi Pribadi, 2024)

Jumat (28/06/2024) pagi, kunjungan Wisata Bolu Ledok Dingkil (WDBL) merupakan wisata tubing yang menawarkan pengalaman menyusuri arus sungai menggunakan ban. Mahasiswa tidak hanya mendokumentasikan tempat, melainkan juga mencoba secara langsung adrenalin tersebut. WDBL juga dilengkapi ruang outbound, kolam pancing, dan kolam renang anak. Malam harinya tidak pas tanpa mencoba pecel khas Desa Jenangan, yakni Pecel Godhong Jati yang terletak di dekat Puskesmas. Satu yang menjadi keunikan pecel ini adalah bungkusnya menggunakan godhong atau daun jati serta sambel pecel kental. Tidak hanya itu, harganya juga terjangkau dengan Rp. 7.000,00 untuk setiap porsi.

(Pedagang Sate Ayam Ponorogo di Pasar Sri Rejeki Desa Jenangan. Dokumentasi pribadi, 2024).

Satu lagi keunikan Desa Jenangan adalah pasar yang hanya beroperasi di hari tertentu menurut kalender Jawa. Pasar Sri Rejeki buka pada Hari Pahing dan Wage saja, sementara Pasar Rakyat hanya buka pada Hari Pahing saja. Sisanya, pasar tidak menjalankan aktivitas sama sekali. Mahasiwa memiliki kesempatan melihat suasana kedua pasar pada Sabtu (29/06/2024). Aktivitas jual beli di kedua pasar menjadi satu hal penting yang ada hingga saat ini, barang yang diperdagangkan lengkap dari kebutuhan sehari-hari, seperti sayur, bumbu masak, perabotan rumah tangga, berbagai jajanan, pakaian, sampai aksesoris khas Ponorogo.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline