Lihat ke Halaman Asli

Ironi

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisiku
yang dulu ku berikan,
luruh tergeletak
di kolong meja kamarmu.

Lesu tak kau sentuh,
bisu
tiada binar matamu menyapa.

Sajak cintaku
mungkin juga terkujur kaku,
terantuk selembar dingin dalam semerbak kembang haru ranjang kelambu sendu.

Hasratku selalu tergoda
akan suara-suara musikmu,
membelenggu nafas-nafas kerinduanku mempertautkan mimpiku pada busur Srikandi ayu.

Namun aku bukanlah jiwa
yang takluk padamu,meski
sajak dan pusiku beku
oleh keacuhanmu.

Akulah ruh yang tersembunyi dalam ketenangan anggur,
hikmatnya tirani dari nurani Arjuna.

Adakah kau tahu sepotong bulan yang tersipu menjadi purnama memadu?

Karna aku...
bukanlah sosok wayang sebagaimana lakon pikirmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline