Lihat ke Halaman Asli

Sketsa Kekasih

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Katamu,
aku hangatnya rembulan.
Kataku kau seumpama kayu bakar di dalam perapian para penggembala.

Katamu,jiwaku luas seperti cakrawala.
Kataku,kau tak lebih dari luasnya kubah rumah peribadatan.

Bagimu,terangku mewakili keanggunan mentari.
Bagiku,kau gemulai lincahnya lilin.
Bagimu,hatiku mengalahkan indahnya pahatan arca.
Bagiku,kau tersamakan goresan jemari anak-anak di bibir pantai.

Kekasih bukanlah rajawali,bahkan jiwanya pun
tak mampu membawa terbang menyusuri angkasa.
Kekasih bukanlah mawar
di tepian danau yang wanginya menusuk jantung murai.

Kekasih hanyalah ;
Tingginya imajinasi serta gairah khayalan
dan aromanya bagaikan semerbak anyelir di dalam sopanya pagi.

Cintamu yang kuat pada seorang kekasih,sesungguhnya itu bukanlah cinta yg sejati.

" tak usah kau sebut namaku sebelum kau tidur,karena kekasihmu ini bukanlah doa yg mujarab ".

Cinta pada seorang kekasih terlalu membuatmu mabuk,hingga membuatmu lupa diri.

" jika seorang kekasih merajai hatimu dan memandu kepentinganmu,
maka,
hal terpenting yang harus kau jaga adalah imanmu ".

Cinta adalah luar biasa,tapi sederhana.

" Demi cintaku padamu kekasih,aku rela seribu kali menghadapi prahara dan siap mati untukmu ".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline