Presiden Jokowi kembali akan mengguyur masyarakat Indonesia dengan bansos berupa Bantuan Tunai Langsung (BLT). Jokowi akan menurunkan BLT untuk bulan Januari, Februari dan Maret, masing-masing Rp. 200.000. Dan akan dirapel BLT tersebut untuk ketiga bulan tersebut pada awal bulan Februari.
Anggaran yang dibutuhkan untuk bansos ini mencapai Rp 11,2 triliun. Akan ada 18,8 juta orang yang akan menerima bansos yang akan diturunkan di masa kampanye ini.
Menurut Mentri Keuangan, Sri Mulyani dana bansos ini berasal dari APBN, dan sudah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan. Sri Mulyani juga mencatat untuk alokasi bansos untuk tahun ini sudah dianggarkan dari APBN 2024 senilai Rp 496 triliun. Jumlah itu bertambah sekitar Rp 20 triliun dibandingkan 2023.
Pemberian Bansos di masa kampanye ini, walaupun menurut pemerintah untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kemungkinan gagal panen, tetapi sebagian masyarakat mencurigai adanya memciu aroma kampanye.
Mengapa harus dirapel di bulan Februari ini. Mengapa tidak dirapel diawal bulan Januari, atau diakhir bulan Maret. Kecurigaan sebagian masyarakat tidak bisa disalahkan, karena memang kejanggalan-kejanggalan ini menimbulkan kecurigaan. Apakah bansos ini bisa dikatakan akronim dari bantuan sebelum nyoblos?