Lihat ke Halaman Asli

Tangis Pengungsi Rohingya, Usai Diusir Oleh Mahasiswa di Aceh

Diperbarui: 30 Desember 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tangis pengungsi Rohingya pecah saat ratusan massa mahasiswa menyerbu dan mengusir paksa para imigran tersebut dari tempat penampungan sementara di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) menuju ke kantor Kemenkumham Aceh, Rabu (27/12).

Peristiwa itu bermula saat ratusan orang yang mengaku mahasiswa yang Dimana para mahasiswa tersebut terdiri dari mahasiswa Universitas Al Washliyah, Universitas Abulyatama dan Bina Bangsa Getsempena, mereka menjemput atau mengangkut paksa para imigran tersebut dari tempat penampungan sementara di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA) untuk dipindah ke kantor Kemenkumham Aceh.

Awalnya massa merangkak masuk ke basement tempat pengungsi etnis Rohingya itu ditempatkan. Dan Jarak massa dari tempat pengungsi Rohingya hanya berkisar 40 meter. Dalam orasinya, massa meminta para pengungsi Rohingya keluar.

Namun, saat koordinator lapangan mahasiswa tengah bernegosiasi dengan petugas, massa yang berada di belakang langsung berlari dan merangsek masuk ke basement tempat pengungsi etnis Rohingya berada.

Bahkan, tak sedikit mahasiswa menarik paksa dan melakukan tindakan kekerasan lainnya seperti melempar dengan botol air mineral ke arah wanita dan anak-anak hingga menendang barang-barang di sekitar.

 Tangis pengungsi Rohingya pun pecah mereka yang dikepung mahasiswa terlihat histeris dan hanya terdiam dan menangis ketakutan. Sebagian dari mereka terlihat meminta ampun. Petugas kepolisian dan juga Satpol-PP tak bisa berbuat banyak, mereka tak mampu membendung massa yang berjumlah ratusan tersebut 

Setelah sekitar 30 menit berada di dalam basement, upaya mahasiswa mengusir para pengungsi akhirnya berhasil, mahasiswa berhasil mengeluarkan etnis Rohingya menuju mobil truk yang disediakan. sejumlah pengungsi terlihat masih menangis saat berjalan menuju truk yang akan memindahkan mereka ke kantor Kemenkumham setempat, Lalu pengungsi Rohingya yang terdiri dari anak-anak, pria dan wanita itu diantar ke kantor Kemenkumham Aceh yang jaraknya dari BMA hanya berkisar 1 kilometer.

Mahasiswa yang berasal dari kampus Al Washliyah, Universitas Abulyatama dan Bina Bangsa Getsempena tersebut mengaku menolak Rohingya karena tingkah laku mereka yang buruk. Dan menurut para mahasiswa sebelumnya masyarakat Aceh pernah dengan lapang dada menerima etnis rohingya karena kemanusiaan namun akhir-akhir ini mereka datang bukan lagi untuk mengungsi melainkan mencari kerja.

masyarakat Aceh juga mengatakan masyarakat rohingya mengonsumsi sumber daya yang langka dan terkadang terlibat konflik dengan penduduk setempat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline