Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Jurnalistik

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353473573556734336

MAKALAH

BAHASA JURNALISTIK

OLEH :

SINDU FAISAL RAMADANI

12.1.70405.0606

087838631928

Sindu_fr@yahoo.co.id

Jurusan broadcasting

Akademi Komunikasi Radya Binatama

AKADEMI KOMUNIKASI RADYA BINATAMA

YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ BAHASA JURNALISTIK”. Karya tulis ini saya buat sebagai salah satu tugas tengah semester pada mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik.Penyusun menyadari,bahwa dalam pelaksanaan PKL dan pembuatan laporan tidak lepas dari bantuan semua pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1.Allah SWT

2.Bapak Supardianto, selaku Dosen mata kuliah Dasar – Dasar Jurnalistik.

3.Orangtua yang selaku memberikan dorongan baik materiil maupun moril

4.Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,saran maupun kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun untuk perbaikan di lain waktu. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Yogyakarta, 13 November 2012

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dewasa ini kita telah menjumpai berbagai macam media massa yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia. Ini dikarenakan mulai terbukanya kebebasan pers di indonesia. Dan dunia pers sendiri kini telah banyak peminatnya.

Hal ini merupan pertanda yang baik untuk setiap orang, karena dengan terbukanya kebebasan pers mereka dapat menyakurkan aspirasi, argumentasi, bahkan mendirikan media kapanpun dan dimanapun. Namun disatu sisi kebebasan pers dapat menimbulkan presepsi-presepsi yang negatif terhadap dunia jurnalis tersebut. Adanya media yang melakukan sensionalisme bahasa melalui pembuatan judul (headlines) yang bombasis, menampilkan “vulgarisasi: dan erotisasi informasi seks.” Ini yang membuat banyaknya tudingan miring yang dialamatkan pada pers nasional.

Dengan latar belakang inilah yang mendasari pembuatan makalah ini. Apakah sebuah media dapat menjunjung ketentuan-ketentuan dan kode etik jurnalistik dengan baik, dan menggunakan bahasa jurnalistik untuk membuat sebuah berita yang layak dikonsumsi oleh khalayak luas.

B.Rumusan Masalah

1.Pengertian bhasa jurnalistik.

2.Ciri Utama Bahasa Jurnalistik.

3.Fungsi Utama Bahasa Jurnalistik

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian

Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita. Disebut juga Bahasa Komunikasi Massa (Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio dan TV) maupun komunikasi tertulis (media cetak dan online), dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.

Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama : komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

Menurut beberapa ahli bahasa jurnalis juga dapat disebut sebagai berukut.

Rosihan Anwar : Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu : singkat, padat, sederhana, lancer, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik didasarkan pada bahasa baku, tidak menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa, memperhatikan ejaan yang benar, dalam kosa kata bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat.

Wijoyowasito : bahasa jurnalis adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah denga fungsi yang demikian itu tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengn ukuran intelek yang minimal. Sehingga sebagian besar warga yang melek hurufdapat menikmati isinya.

Yus badudu :bahasa surat kabar harus singkat, padat, sederhana, jelas,lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa surat kabar mengingat bahasa surat kabar dibaca oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Mengingat bahwa orang tidak harusmenghabiskan waktunya hanya dengan membaca surat kabar. Harus lugas, tetapi jelas, agar mudah dipaham. Oarang tidak perlu mesti mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidak jelasan bahasa yang digunakan dalam surat kabar.

Asep SyamsulM. Romli : bahasa jurnalis/language of mass communication. Bahasa yang diasa digumakan wartawan untuk menulis berita dimedia massa. Sifatnya : komunikatif, yaitu langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight to the piont), tidak berbunga-bunga dan berbasa-bas. Serta spesifik, yakni jelas atau mudah dipahami orang banyak, hemat kata, menghindarkan kata mubazir dan kata jenuh, menaati kaidah-kaidah bahasa yang berlaku (ejaan yang disempurnakan), dan kalimatnya singkat-singkat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005): Bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa Indonesia, selain tiga lainnya — ragam bahasa undang-undang, ragam bahasa ilmiah, dan ragam bahasa sastra.

Dewabrata: Penampilan bahasa ragam jurnalistik yang baik bisa ditengarai dengan kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari atas sampai akhir, menggunakan kata-kata yang merakyat, akrab di telinga masyarakat sehari-hari; tidak menggunakan susunan yang kaku formal dan sulit dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang paling pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya. Bahkan nuansa yang terkandung dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan.

Moh. Ngafeman (kamus jurnalistik AZ): bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa dengan pilihan kosakata yang sederhana agar dapat dipahami oleh segenap lapisan masyarakat.

B.Ciri Utama Bahasa Jurnalistik

Marshall McLuhan sebagai penggagas teori “Medium is the message” menyatakan bahwa setiap media mempunyai tatabahasanya sendiri yakni seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indra dalam hubungannya dengan penggunaan media. Setiap tata bahasa media memiliki kecenderungan (bias) pada alat indra tertentu. Oleh karenanya media mempunyai pengaruh yang berbeda pada perilaku manusia yang menggunakannya (Rakhmat, 1996: 248).

Secara lebih seksama bahasa jurnalistik dapat dibedakan pula berdasarkan bentuknya menurut media menjadi bahasa jurnalistik media cetak, bahasa jurnalistik radio, bahasa jurnalistik televisi dan bahasa jurnalistik media online internet. Bahasa jurnalistik media cetak, misalnya, kecuali harus mematuhi kaidah umum bahasa jurnalistik, juga memiliki ciri-ciri yang sangat khusus yang membedakannya dari bahasa jurnalistik radio, bahasa jurnalistik TV, dan bahasa jurnalistik media online internet.

Terdapat 17 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media berkala tersebut. yakni sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata. Berikut perincian penjelasannya.

1. Sederhana Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau. kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang rumit, yang hanya dipahami maknanya oleh segelintir orang, tabu digunakan dalam bahasa jurnalistik.

2. Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. Ruangan atau kapling yang tersedia pada kolom-¬kolom halaman surat kabar, tabloid, atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Konsekwensinya apa pun pesan yang akan disampaikan tidak boleh bertentangan dengan filosofi, fungsi, dan karakteristik pers.

3. Padat Menurut. PatmonoSK, redaktur senior Sinar Harapan dalam buku Teknik Jurnalislik (1996: 45), padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat informasi. Setiap  kalimat dan paragrap yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalinat yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Sedangkan kaliamat yang padat, kecuali singkat juga mengandung lebih banyak informasi.

4. LugasLugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingunglian khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi. Kata yang lugas selalu menekankan pada satu arti serta menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain terhadap arti dan makna kata tersebut.

5. Jelas Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Sebagai contoh, hitam adalah wara yang jelas. Putih adalah warna yang jelas. Ketika kedua warna itu disandingkan, maka terdapat perbedaan yang tegas mana disebut hitam, mana pula yang disebut putih. Pada. Kedua warna itu  sama sekali tidak ditemukan nuansa warna abu-abu. Perbedaan warna hitam dan putih melahirkan kesan kontras. Jelas di sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan  kaidah subjek-objek-predikat- keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya.

6.Jernih            Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Sebagai bahan bandingan, kita hanya dapat menikmati keindahan ikan hias arwana atau oscar hanya pada akuarium dengan air yang jernih bening. Oscar dan arwana tidak akan melahirkan pesona yang luar biasa apabila dimasukkan  ke dalam kolam besar di persawahan yang berair keruh. Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan  kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu berita atau laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan public.

7. Menarik Bahasa jurnalistik harus menarik. Menarik artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa jurnalistik berpijak pada prinsip: menarik, benar, dan baku. Bahasa ilmiah merujuk pada pedoman: benar dan baku saja. Inilah yang menyebabkan karya-karya ilmiah lebih cepat melahirkan rasa kantuk ketika dibaca daripada memunculkan semangat dan rasa penasaran untuk disimak lebih lama.

8. Demokratis Salah satu ciri yang paling menonjol dari bahasa jurnalistik adalah demokratis. Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana di jumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa jurnalistik menekankan  aspek fungsional dan komunal, sehingga samasekali tidak dikenal pendekatan feudal sebagaimana  dijumpai pada masyarakat dalam lingkungan priyayi dan kraton.

9. Populis

Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak pikiran  khalayak pembaca, pendengar, atau. pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.

10. Logis Logis berarti apa  pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraph jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense). Bahasa jurnalistik harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar. Di sini berlaku hokum logis.

11. Gramatikal Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsa atau kelompok masyarakat.

12. Menghindari kata tuturKata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal. Kata tutur ialah kata-kata yang digunakan dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus kota, atau di pasar.

13.   Menghindari kata dan istilah asingBerita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan yang banyak  diselipi kata-kata asing, selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan.

14.  Pilihan kata (diksi) yang tepatBahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektifitas. Artinya setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khlayak. Pilihan kata atau diksi, dalam bahasa jurnalistik, tidak sekadar hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal terhadap khalayak.

15.  Mengutamakan kalimat aktif Kalimat akiff lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. Sebagai contoh presiden mengatakan, bukan dikatakan oleh presided.Contoh lain, pencuri mengambil  perhiasan dari dalam almari pakaian, dan bukan diambilnya perhiasan itu dari dalam almari pakaian oleh pencuri. Bahasa jurnalistik harus.jelas susunan katanya, dan kuat maknanya (clear and strong).

16.  Menghindari kata atau istilah teknisKarena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut. Salah satu cara untuk itu ialah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis. Bagaimanapun kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen.

17.  Tunduk kepada kaidah etikaSalah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik (to educated), Fungsi ini bukan saja harus, tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar, dan artikel-aritikelnya, melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran tapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu.

C.Fungsi Utama Bahasa Jurnalistik

Menurut seorang pakar bahasa terkemuka, fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu sendiri. Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:

A.Alat untuk menyatakan ekspresi diri

Unsur-unsur yang mendorong ekspresi : agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

B.Alat komunikasi

Komunikasi merupakan akibat lebih jauh dari ekspresi diri. Sebagai alaat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan warga.

C.Alat mengadakan integerasi dan adaptasi sosial

Melalui bahasa, setiap anggota masyarakat perlahan-lahan belajar mengenal segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan diri (adaptasi) dengan semuanyaa melalui bahasa.

D.Alat menagadakan kontrol sosial

Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang lain. Tingkah laku itu ada yang bersifat terbukaa (overt: tingkah laku yang diamati atau observasi) dan bersifat tertutup (covert: tingkah laku yang tidak dapat diobservasi). Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan bahasa yang baik.


BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik memiliki fungsi yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bahasa jurnalistik adalah alat untuk menyatakan ekspresi diri, Alat komunikasi, Alat mengadakan integerasi dan adaptasi sosial, Alat menagadakan kontrol sosial.


BAB IV

Daftar Pustaka

http://ulfanf.blogspot.com/2011/09/definisi-sejarah-dan-fungsi-bahasa.html

http://kangarul.wordpress.com/2009/07/31/pengertian-dan-fungsi-bahasa/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2171369-pengertian-bahasa-jurnalistik-dari-berbagai/#ixzz2BcTWbGJS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline