Generasi Z, kini sudah masuk dalam ruang lingkup perkerjaan dengan jumlah yang cukup signifikan. Sebagai digital natives, Gen-Z telah tumbuh berdampingan dengan teknologi yang turut serta hadir dalam kehidupan sehari-hari mereka. Gen-Z mempunyai karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, seperti prefensi dalam fleksibalitas pekerjaan, keseimbangan dalam pola hidup sampai berpengaruh dalam pola pekerjaan mereka dan pada keinginan dalam berkontribusi di ruang lingkup pekerjaan yang inklusif dan berbasis nilai. Oleh karena itu maka metode dalam manajemen talenta harus disesuaikan agar mampu memenuhi harapan serta kebutuhan generasi ini.
Gen-Z cenderung menggunakan waktunya dalam bermedia sosial, seperti Tiktok, Instagram, Twitter dan lainnya. Perusahaan perlu memanfaatkan platform untuk menarik talenta yang dimiliki Gen-Z. Kampanye rekrutmen yang unik dan berbeda dari yang lainnya dapat meningkatkan daya tarik perusahaaan. Seperti, perusahaan membuat video yang menggambarkan budaya kerja, situasi di lingkungan kerja, program pengembangan karir karyawan yang ditawarkan perusahaan. Hal tersebut dapat menarik perhatian Gen-Z serta memberikan gambaran secara garis besar mengenai lingkungan kerja dan nilai-nilai yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam mengoptimalkan media sosial, perusahaan dapat melakukan sesi tanya jawab secara langsung melalui platform seperti Tiktok Live, Instagram Live, dengan memanfaatkan platform tersebut memungkinkan karyawan bertanya langsung kepada karyawan atau manajemen tentang bagaimana testimoni mereka dalam bekerja dengan perusahaan tersebut.
Dalam mengoptimalisasi penggunaan media sosial juga memerlukan alat analitik dalam proses mengukur seberapa efektifnya kampanye rekrutmen terhadap keberhasilan perusahaan. Dalam mengidentifikasi matrik seperti jumlah klik, durasi waktu tontonan video, serta interaksi dengan konten yang diposting, perusahaan dapat meninjau kembali seberapa efektifnya mendapatkan media sosial sebagai bagian dari rekrutmen berbasis digital, sehingga perusahaan dapat mengatur strategi dan melakukan penyesuaian dalam meningkatkan hasil.
Teknologi AI digunakan sebagai alat untuk mempermudah manusia atau menyederhanakan proses rekrutmen. Sedangkan Chatbot dipergunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari calon karywan dengan real-time dan mengatur jadwal wawancara calon karyawan, serta memberikan segala informasi penting untuk posisi yang akan di tempatkan. AI juga membantu sangat signifikan dalam menyaring resume dan mengidentifikasi kandidat dari calon karyawan yang paling sesuai dengan kriteria yang sebelumnya sudah ditentukan, serta AI juga dapat menghemat waktu dan sumber daya manusia. Keberadaan teknologi ini juga mempengaruhi peningkatan dalam efisisensi dan akurasi saat proses seleksi, untuk memastikan agar perusahaan mendapatkan calon karywan yang terbaik. Sebagai contoh AI mampu dalam menganlisis pola bahasa sampai dengan surat lamaran menilai kempuan dalam ketrampilan, serta mempredisikan budaya dalam data yang tersedia.
Teknologi ini juga dapat dipergunakan dalam mengidentifikasi tren didalam data rekrutmen, hal ini mebantu perusahaan dengan cara yang sangat signifikan untuk memahami prefensi dan prilaku kandidat Gen-Z. Sebagai contoh analisis data dapat memberitahu bahwa prefensi Gen-z dalam deskripsi pekerjaan tertentu atau manfaat karyawan yang spesifik mampu mempresikasi perusahaan dalam menyusuaikan tawaran -tawaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
Cara yang efektif dalam menarik Gen-Z dengan melalui konten video yang kreatif dan informatif. Video ini bisa diisi dengan menampilkan bagaimana budaya didalam perusahaan, lingkungan kerja serta proyek- proyek yang dibuat secara menarik yang sedang dikerjakan. Selain itu Video dan konten kreatif bisa menjadikan wawasan tentang jalur karir dan perkembangan profesional dalam perusahaan. Bisa menggunakan platform yang menarik seperti YouTube untuk menunjukan video konten yang mampu membantu menarik perhatian calon karyawan Gen-Z yang beberapa mempunyai ketertarikan dalam media visual.
Teknologi VR (Virtual Reality) dan Augmented Reality dapat dimanfaatkan dalam memberikan gambaran secara garis besar kepada calon karyawan. Seperti, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi VR untuk memberikan tur virtual terhadap calon karyawan sehinggan dapat merasakan bagaimana situasi kerja sebelum mereka bergabung dengan perusahaan tersebut. Perusahaan juga dapat memanfaatkan teknologi AR dalam melakukan wawancara terhadap karyawan baru dalam membuat pengalaman yang lebih interaktif. Dengan memanfaatkan keberadaan teknologi tersebut, membuat daya tarik tersendiri bagi para calon karyawan terhadap perusahaan serta menunjukan komitmen perusahaan terhadap adanya inovasi dan teknologi terkini.
Ketertarikan Gen-Z dalam memilih metode pembelajaran yang interaktif dan yang fleksibel. Perusahaan bisa menawarkan motode pelatihan online yang bisa terakses kapan saja dan di mana saja. Webinar dan plaatform e-learning dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan teknis dan soft skills karyawan. Selain motode pelatihan gamifikasi juga dapat diterapkan oleh perusahaan diperuntukan dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi. Dengan pendekatan yang ada ini perusahaan mampu untuk memastikan bahwa karywan Gen-Z turus berkembang dan tetap relevan didalam induri yang sangan cepat berubag. Selain itu adanya perkembang program pembelajaran yang dipersonalisasi mumpu untuk memenuhi kebutuhan individu, yang memungkinkan karyawan dalam mencari modul yang sesuai dengan karir mereka.
Program mentoring cukup penting untuk pengembangn Gen-Z Program mentoring yang tertata memungkinkan bagi karyawan muda belajar dari pengalaman senior. Kolaborasi juga harus diperhatikan oleh perusahaan karena kolaborasi antar depeartemen dan proyek lintas fungsi dapat memberikan Gen-Z kesempatan untuk bisa meningkatkan kemampuan baru dan membangun jaringan profesional yang kuat melalui kolaborasi ino karena karyawan bisa menemukan wawasan yang lebih luas mengenai bisnis dan bisa memperkuat kemampuan mereka dalam bekerja di tim yang berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan bisa membuat workshop kolaboratif untuk mendorong inovasi dan pemecahan masalah dengan cara yang kolektif.
Penerapan program rotasi pekerjaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkerja di berbagai divisi atau fungsi dalam perusahaan. Hal tersebut, tidak hanya membantu karyawan dalam memahami berbagai aspek perusahaan, tetapi juga dapat membantu mereka dalam menentukan area atau divisi mana yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang mereka miliki. Dengan perusahan mengimplementasikan program rotasi pekerjaan dapat meningkatkan keterlibatan karyawan, membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan, serta memberikan mereka persiapan tentang kepemimpinan di masa depan.
Pelatihan berbasis proyek memberikan kesempatan bagi para karyawan dalam belajar melalui pengalaman praktis. Karyawan Gen-Z dapat diikut sertakan dalam mengerjakan beberapa proyek nyata yang menantang dan relevan sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan. Dengan menerapkan metode pelatihan berbasis proyek ini, para karyawan dapat mengembangkan keterampilan teknis dan manejerial yang mereka miliki serta meningkatkan kemampuan mereka untuk bekerja dengan tim dan juga cara mereka menyelesaikan suatu permasalahan. Pelatihan berbasis proyek memberikan karyawan kesempatan untuk melihat dan menilai langsung dari kontribusi yang mereka lakukan dan meningkatkan motivasi serta kepuasan kerja.