Lihat ke Halaman Asli

Rama Baskara Putra Erari

Ketua BEM Fakultas Vokasi ITS 2022 dan Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat ARSIP SN 2023

Kenapa Kita Harus Berdemonstrasi?

Diperbarui: 17 Mei 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi penolakan RKUHP di Surabaya, 6 Juli 2022

 

Saya sering sekali merasa sangat "gatal" untuk berdebat dengan orang-orang yang selalu berpandangan sinis tentang demonstrasi maupun aksi massa yang terjadi.

Perasaan "gatal" itu muncul acap kali ketika mendengar perkataan orang yang berkata begini misalnya, "ngapain sih demo terus, demo kalian itu sia-sia" atau "demo gak akan membawa perubahan apa-apa mendingan belajar saja sana".

Perkataan sejenis tersebut bagi saya adalah omongan yang menggambarkan kedangkalan berpikir dan sempit nya wawasan dari orang yang mengatakannya.

Sialnya orang yang mengatakan seperti itu sangat banyak. Saya menganggap perkataan semacam itu tadi merupakan tindakan jahat yang mau mensabotase niat baik yang mau dilakukan untuk menunjukan keresahan yang dialami maupun menunjukan sikap dimana dia berpihak, sehingga memadamkan bara api yang akan menyala.

Kita sepertinya harus kembali melihat kembali ke belakang melawati garis waktu yang ada guna membangkitkan kembali memori kita tentang perjuangan yang mulai berdebu itu. Kita kadang kala lupa bahwa banyak perubahan besar yang terjadi di negeri kita tercinta ini bahkan di dunia banyak terlahir dari demonstrasi maupun aksi massa.

Beberapa contoh kecil dari banyaknya perubahan yang terjadi akibat demonstrasi maupun aksi massa yang terjadi seperti yang terjadi di Korea Selatan pada 1970 yang merupakan buah perjuangan mahasiswa Korea Selatan sehingga dapat menumbangkan rezim Park Chung Hee, People Power yang terjadi di Filipina sehingga menumbangkan rezim Marcos, bahkan yang terjadi di negara ini yang terjadi beberapa dekade lalu yaitu perjuangan mahasiswa Indonesia 1998 yang berhasil memaksa Soeharto meninggalkan jabatannya sehingga demokrasi dapat hadir di Indonesia.

Apa yang saya sebutkan tadi itu hanya contoh kecil yang terjadi di dunia ini yang lahir dari gerakan yang sering dianggap remeh ini. Kita tidak boleh lupa demokrasi yang kita rasakan saat ini adalah berkah dari demonstrasi itu sendiri. Bayangkan saja jika gerakan demonstrasi dulu tidak hadir di Indonesia sehingga Soeharto dan kroni-kroninya masih memegang kekuasaan secara penuh di Indonesia. Pasti kita tidak dapat berbicara bebas seperti sekarang, kita tidak ada pemerataan seperti sekarang, serta kita tidak dapat mempengaruhi kebijakan seperti sekarang. Mengerikan bukan?

Kadang kala juga pertanyaan muncul lagi tentang aksi-aksi solidaritas yang ada kira-kira seperti ini, "aksi dikit gitu gak bakal didengarkan penguasa kali" atau "aksi kecil gitu cuman buang-buang waktu".

Kadang kala kita datang di aksi yang kita tahu jumlah sangat sedikit itu bukan karena kita yakin aksi itu akan melahirkan perubahan yang seperti kita harapkan tetapi karena kita ingin menunjukan sikap kita dan kepada siapa kita berpihak. Keberpihakan yang kelak bakal membawa banyak orang bersolidaritas sehingga menjadi banyak sehingga membuat perubahan besar terjadi.

Demo & massa aksi adalah bagian dari demokrasi. Adanya institusi-institusi demokrasi tidak bisa menghilangkan hak mahasiswa dan rakyat bersuara di ruang publik. Apalagi jika institusi demokrasi tersebut masih dikontrol oligarki. Pada hakikatnya demo merupakan bagian manifestasi keberpihakan mahasiswa kepada rakyat tertindas. Karena itu, demo harus terorganisir, damai & anti-kekerasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline