Lihat ke Halaman Asli

eunoia

Mahasiswa

Diskrepansi Pemikiran Socrates terhadap Demokrasi

Diperbarui: 21 Juli 2024   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

redbubble.com

Untuk memahami pemikiran Socrates tentang demokrasi, kita harus memulai dengan biografi singkatnya. 

Socrates hidup sekitar tahun 470-399 SM di Athena. Lahir dalam keluarga sederhana, ia awalnya bekerja sebagai pemahat patung. Namun, sejak muda, Socrates sudah dikenal sebagai seseorang yang kerap mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit kepada siapa pun yang ia jumpai. Hal ini menunjukkan ketertarikannya pada ilmu pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang kehidupan.

Socrates hidup sezaman dengan kaum Sofis di Athena. Kelompok Sofis dikenal dengan kemampuan retorika dan kecenderungan untuk memanipulasi kebenaran demi keuntungan pribadi. Pemikiran Sofis ini relevan dalam memahami pandangan Socrates tentang demokrasi. 

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani: "Demos" yang berarti rakyat dan "Kratos" yang berarti kekuatan atau pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat.

Demokrasi lahir di kota athena. kota yang sama dengan socrates dilahirkan. 

lalu mengapa socrates membencinya?? 

SHIP ALLEGORY

Dalam karyanya "Republik," Plato, murid Socrates, menyajikan sebuah alegori yang terkenal: Alegori Kapal. Alegori ini digunakan untuk menggambarkan kecacatan demokrasi dalam praktiknya. Dalam alegori tersebut, Socrates menggambarkan sebuah kapal yang dihadapkan dengan masalah tentang siapa yang akan menjadi kapten. Meskipun ada satu orang yang berpengetahuan tentang pelayaran, seluruh awak kapal, yang kebanyakan bodoh dan tidak tahu tentang pelayaran, berebut untuk menjadi kapten. Akibatnya, kapal tersebut berlayar tanpa arah yang jelas.  

Melalui alegori ini, Socrates menyoroti kelemahan utama dalam demokrasi. Menurutnya, dalam sistem demokrasi, setiap individu memiliki hak yang sama untuk menentukan keputusan. Namun, Socrates melihat potensi masalah besar ketika individu yang kurang terinformasi dan bijaksana diberikan kekuasaan yang sama dalam pengambilan keputusan. Ketika mayoritas yang tidak berpengetahuan mengambil alih, keputusan yang dihasilkan bisa merugikan kesejahteraan publik. 

SOFISME PERUSAK DEMOKRASI???

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline