Lihat ke Halaman Asli

Rama Prananditha Sularto Abdi

Mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret

Perkembangan Ergonomi dalam Pencegahan Risiko Cedera yang Ada pada Textile Manufacturing

Diperbarui: 31 Desember 2022   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muskuloskeletal Disorder (MSDs) adalah salah satu dari gangguan yang menjadi penyebab utama masalah kecacatan dan cedera yang dialami dalam banyak pekerjaan [4]. Apabila gejala yang timbul dari permasalahan MSDs diabaikan maka dapat menjadi masalah yang lebih serius bagi pekerja yang berdampak pada penurunan produktivitas dan kualitas kerja karyawan, serta dapat meningkatkan biaya produksi. 

Gejala dari MSDs dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: postur tubuh yang tidak wajar selama bekerja, gerakan berulang, getaran dan tekanan mekanis pada tubuh manusia. Salah satu industri yang memiliki potensi timbulnya MSDs adalah industri tekstil. Industri tekstil meripakan salah satu sektor industri yang terbesar di dunia. Proses produksi pada produk tekstil berkaitan dengan posisi pekerjaan yang berulang, duduk dengan waktu yang lama, serta menyebabkan beban pada otot punggung, tangan, pergelangan tangan, leher, bahu,  dan jari [5]. 

Beberapa penelitian sudah memperlihatkan bahwa operator mesin jahit mengalami beberapa keluhan dalam bagian tubuh seperti bahu kiri, punggung, leher, dan bagian bawah kaki [6]. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan keterlibatan ergonomi dalam upaya mencegah serta mereduksi resiko Muskuloskeletal Disorder agar manusia sebagai salah satu bagian dari sistem kerja dapat bekerja dengan optimal secara efektif, efisien, sehat, aman, dan nyaman.

Perkembangan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 mengalami perkembangan terhadap variansi metode serta pendekatan yang digunakan seperti Nasa TLX, Electromyogram, dan MSDs Assesment. Namun perkembangan penelitian terhadap subjek yang digunakan pada tahun-tahun tersebut masih stagnan, hal tersebut terjadi karena minoritasnya pria yang menjadi pegawai pada industri tekstil. Sehingga hasil evaluasi dan perbaikan yang dilakukan akan bias jika diaplikasikan pada pria.

Kemudian pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 mengalami perkembangan penelitian yang lebih variatif dengan metode dan pendekatan seperti RULA Assesment, QEC, dan WRMSDs. Namun terdapat limitasi pada penelitian tersebut yaitu belum mempertimbangkan dari sisi psikologi pegawai dimana dalam ergonomi kognitif, psikologi juga mempengaruhi kinerja pegawai. 

Kemudian pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 mengalami perkembangan penelitian yang lebih kompleks dengan beberapa metode dan pendekatan seperti Cornell Musculoskeleta Discomfort Questionnaire [CMDQ] dan Nordic Body Map Questionnaire. Namun terdapat limitasi pada penelitian di tahun tersebut dimana subjek yang digunakan bukan subjek yang terhitung sudah mahir dalam melakukan produksi tekstil sehingga akan terdapat faktor lain yang mempengaruhi evaluasi dalam penelitian yang dilakukan seperti keterampilan dan motivasi.

Perkembangan penelitian keilmuan ergonomi dalam upaya mereduksi resiko Muskuloskeletal Disorder pada studi textile manufacturing, diketahui bahwa perkembangan penelitian pada tahun 2011 sampai dengan 2020 memberikan kontribusi terhadap keilmuan yang ada pada ergonomi melalui beberapa metode dan pendekatan dalam identifikasi dan evaluasi yang berbeda.

Hal tersebut tentu menjadi pengetahuan baru mengenai perkembangan dan limitasi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga bagi pembaca yang memiliki ketertarikan pada penelitian keilmuan ergonomi di masa yang akan datang serta dapat mengembangkan variansi penggunaan metode dan pendekatan yang belum digunakan atau menjadi limitasi pada penelitian sebelumnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline