Lihat ke Halaman Asli

Rama Yuda Irawan

Penulis Lepas

Empat Belas Menit

Diperbarui: 11 Januari 2024   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di malam yang gemerlap,
Dalam empat belas menit
Kembang api merayakan masa lalu, merayakan masa yang takan terurai oleh waktu
"Seperti Neraka" - Ucap kerabatku

Empat belas menit memang penuh warna,
Menghiasi langit yang memanjakan mata,
Namun setelahnya,
Hanya keheningan.

Kamu menatap di langit yang sama,
Bersama bintang-bintang masih berbisik membicarakan warna,
Membicarakan keramaian dan membicarakan warna-warna yang perlahan pudar

Pada menit kelima belas,
Kamu menatapnya, merayunya dengan penuh kerinduan,
Tanpa kembang api yang menyala, hanya gemerlap, dan keheningan.
Aku bukan peserta dalam pesta, aku hanya pemirsa setelah berisiknya malam.

Memang neraka,
Namun akan tetap tercatat
Karena kenangan juga mempunyai suaranya masing-masing
Dan berebut meminta didengarkan

Malam ini aku bermimpi, mengenai cincin dengan mata berlian yang sama indahnya dengan sepasang bola matamu
Malam ini aku bermimpi, memberikan jari manismu padaku di waktu yang lain




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline