Lihat ke Halaman Asli

Akankah Wisata Indonesia Menjadi Top Destination di Era Arief Yahya?

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Indonesia memiliki kekayaan alam dan keindahan panorama yang luar biasa. Darat dan lautnya menyimpan banyak potensi wisata yang kurang digali dan dikembangkan. Dari Sabang hingga Merauke diciptakan Tuhan rangkaian mutu manikam yang belum benar-benar diasah kilaunya. Alam dan laut itulah harta wisata milik kita.

Sayangnya hingga berakhirnya era Menteri Mari Pangestu belum terlihat peningkatan yang signifikan untuk usaha mempromosikan wisata Indonesia. Jangankan wisatawan mancanegara, turis lokal saja masih sulit mendapatkan informasi yang lengkap mengenai daerah-daerah mana saja yang memiliki tempat wisata yang layak dikunjungi. Lengkap dalam arti akses untuk mendapatkan informasi tentang tempat wisata, transportasi lokal, penginapan, dan informasi lain yang dibutuhkan untuk berkunjung kesana. Layak artinya daerah tersebut memiliki kekayaan wisata yang unik dan berbeda dari tempat lainnya. Di era informasi digital seperti saat ini informasi yang dibutuhkan seharusnya mudah didapatkan melalui situs-situs daerah yang ingin dikunjungi.

Misalkan saya ingin berkeliling ke satu provinsi, maka saya akan mencari informasi yang dibutuhkan dengan google tempat wisata di provinsi tersebut. Seharusnya google membawa saya ke situs pemprov dimaksud dan saya tinggal mengklik ikon wisata yang langsung memberikan beragam  informasi yang saya butuhkan secara lengkap. Namun sayangnya hal ini langka terjadi.  Kebanyakan saya akan digiring untuk membaca tulisan para travel blogger,  atau berita-berita dari media lokal yang pernah menuliskan tentang tempat tersebut. Yang menyedihkan informasi yang cukup lengkap malah lebih banyak kita dapatkan dari situs komunitas travel asing seperti lonelyplanet.com atau tripadvisor.com.

Nah di era kepimpinan Presiden Joko Widodo yang baru saja melantik Kabinet Kerjanya muncul harapan baru untuk menjadikan wisata Indonesia menjadi tujuan wisata utama. Adalah Arief Yahya yang mantan CEO PT Telkom yang menjadi tumpuan harapan tersebut. Arief baru-baru ini mengungkapkan bahwa memang diperlukan adanya top priority, atau skala prioritas untuk mengangkat dan meningkatkan potensi wisata Indonesia agar menjadi wisata kelas dunia. Ia bahkan mencanangkan 10 bahkan 20 top destination sebagai awal dari program kerjanya di Kementerian Pariwisata.

Kita patut apresiasi rencana peraih Marketer of The Year tersebut, namun perlu kita ingatkan bahwa potensi tujuan utama wisata di Indonesia harusnya lebih dari 20 tempat.  Lebih baik lagi apabila pemerintah pusat sebagai pembuat kebijakan dan rencana strategis merangkul dan melibatkan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota melalui Dinas Pariwisata Daerah untuk bersama-bersama bersinergi membukukan daftar tujuan wisata yang saat ini sudah eksis dan mempetakan tujuan wisata lain di daerah tersebut yang sangat potensial untuk diangkat dan dikembangkan. Dari sini akan tergambarkan apa yang sudah baik, apa saja yang masih dibutuhkan untuk lebih meningkatkan daerah wisata tersebut, dan tentu saja kendala dan hambatan yang dihadapi. Arief  mengatakan bahwa kelemahan Indonesia terutama ada tiga yaitu infrastruktur, kesiapan teknologi (infrastruktur informasi, komunikasi, dan teknologi), serta kesehatan dan higienitas. Belum lagi apabila kita bicara tentang mindset penduduk lokal tentang bisnis pariwisata. Penduduk di daerah tersebut terutama yang bersentuhan langsung dengan tempat tujuan wisata harus dijadikan pendukung utama dan layak terlibat dan memperoleh edukasi bagaimana  menjadi "tuan rumah" yang sangat welcome dan memahami kebutuhan para tamunya.

Rancangan 10 atau 20 top destination dan target angka 20 juta wisman harus dicapai bolehlah dijadikan program satu atau dua tahun pertama, namun secara pararel mulai dari awal tahun pertama program pemetaan potensi wisata Indonesia juga harus dilakukan. Indonesia memiliki 34 provinsi, 403 kabupaten dan 98 kota di tahun 2014, artinya menggunakan jumlah kabupaten/kota saja minimal tujuan wisata ada lebih dari 400 tempat. Dan informasinya dapat diakses secara mudah dan lengkap melalui situs "Wow Indonesia" atau "Wonderful Indonesia" sebagai branding wisata Indonesia.

Kita mendukung langkah Pak Menteri Arief membuat program top priority, namun sekali lagi kita ingatkan bahwa setiap daerah berpotensi untuk menjadi tempat wisata yang layak mendapat perhatian dan kunjungan. Ujung-ujungnya perekonomian daerah tersebut akan meningkat, dan revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi juga dapat tercipta, karena masyarakat di daerah tersebut setelah merasakan ekonominya meningkat karena adanya kunjungan para turis kedaerahnya akan berusaha meningkatkan keramahan dan pelayanannya agar tamunya dapat kembali di lain waktu dan dengan senang hati mempromosikan daerah tersebut ke orang lain.

Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline