Lihat ke Halaman Asli

Monolog Hati | Melepaskan?

Diperbarui: 15 Juni 2020   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karena melepaskan bukan berarti merelakan---

Memposisikan diriku sebagai orang yang pernah terluka dan sekarang aku merasa patah.
Sekejap hilang semua percaya yang kurangkai sedemikian rupa hanya karena tingkahmu yang tak kusangka-sangka.
Segala yang ada kini hancur tak bersisa.

Kau terus membanjiri isi otakku, merubah yang hening menjadikannya terasa bising.
Hingga perlahan air mataku mengering sebab kita merasa begitu asing.
Aku mulai nyaman bersandar pada dinding, sembari mengumpulkan ingatan berupa puing-puing.
Perasaanku terombang-ambing mengiring langkah kita yang saling menguatkan diri masing-masing.

Siapa sangka nyatanya kuatku tak begitu utuh.
Meski berusaha acuh, namun padamu hatiku tetap jatuh.
Sebelum langkahmu terlalu jauh, pada rindu aku rela bersimpuh.
Karena faktanya, aku takkan bisa mematikan sesuatu yang seharusnya tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline