Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Arah Takdir

Diperbarui: 31 Mei 2020   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupandang langit...
Berubah wajahnya, tak lagi sama
Sekejap muncul tanya
Adakah di sana,
Kisah hidupku tengah dibaca?
Kemana arah takdirku bercerita?
Di mana sesuatu yang aku butuhkan ada?
Sebentuk yang akan mencintaku dan kucinta

Kupandangi langit dan bulan bermuram durja
Walau kerlip bintang bercahaya
Tak segan ceriakan malamnya
Tapi tak bisa, semua itu tak bisa
Tetap saja gelap rasa dan kabut malam jiwa mulai meraja
Sakiti mimpi yang telah ada
Dan harapanku pun mulai sirna

Kupandang langit...
Dan aku tertawa
Mengapa aku harus merana?
Karena aku tak tahu kapan saatnya, aku menutup mata
Kapan aku tinggalkan dunia
Kapan pula aku tinggalkan pesona cinta gila

Kupandang langit...
Dan ku tahu bahwa
Biarlah esok yang bermain sandiwara
Bukan lagi kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline