Cuan... Cuan... tentu ini keinginan bagi banyak peserta blog dan writing competition. Saya pun begitu, tidak mengelak tujuan itu ketika mengikuti blog dan writing competition.
Saat tulisan ini dibuat pun, saya sedang draft tulisan / artikel untuk diajukan dalam writing competition yang berhadiah puluhan juta.
Oh ya guys writing competition itu kompetisi menulis yang penilaiannya menitikberatkan pada kualitas tulisan, sedangkan blog competition penilaiannya tidak hanya dari segi tulisan tapi juga blog nya itu sendiri, apakah itu tampilan, kecepatan loading, jumlah viewer, dan lain sebagainya.
Oke lanjut, kembali ke laptop, biar menang blog competition atau writing competition apakah bisa di coaching clinic?
Daku memiliki history di undang beberapa kali untuk memberikan couching clinic meraih prestasi di blog dan writing competition, tapi semuanya Daku tidak bisa menerima tawarannya, karena sebuah alasan cara pandang ku. Akhirnya berujung menjadi nara sumber sharing session ala-ala talk show saja.
Menurut pandangan ku sebagai blogger yang telah berprestasi 70 writing dan blog competition dari berbagai penyelenggara itu tidak bisa di couching clinic. Karena blog dan writing competition tidak memiliki pakem (aturan baku).
Coaching clinic adalah pembelajaran singkat dalam bentuk pelatihan atau sesi perorangan untuk meningkatkan level pengetahuan dan keterampilan peserta di bidang tertentu.
Buat ku yang berkerja di bidang kesehatan, seseorang yang memberikan coaching clinic diharapkan memiliki kompetensi dan sertifikasi atas bidang yang diajar.
Jadi karena Daku basicnya lulusan kesehatan bukanlah lulusan jurnalistik dan belum memiliki sertifikasi pelatihan jurnalistik menganggap diri sendiri belum layak memberikan coaching clinic dalam bidang jurnalistik.
Contohnya coaching clinic yang dilakukan oleh para pakar bidang kedokteran olahraga, di Wisma Soegondo Djojopuspito PP-PON, Cibubur, Jakarta Timur yang diselenggarakan november 2018.