Sosok Guru Inspiratif Semarak Merdeka Belajar di daerah perbatasan itu bernama Titis Kartikawati. Seorang Guru yang bertugas di SDN 09 Sanggau. Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia
Merdeka Belajar merupakan ikhtiar Pemerintah yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kebijakan Merdeka Belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan agar mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menuturkan saat dirinya diwawancara oleh Desi Anwar (15/02/2020) bahwa pendidikan kharakter dan kemampuan siswa tidak bisa dinilai menggunakan soal pilihan ganda.
"idealnya, sangat sulit mengetes kreatifitas dan kemampuan kolaborasi dengan standart guide test. Tidak semua yang penting dalam pendidikan itu bisa diukur dengan tes pilihan ganda, itu pertama" tuturnya
Mas Menteri menambahkan bahwa sebenarnya yang lebih penting lagi itu kreatifitas, kemampuan berkolaborasi, kemampuan komunikasi, kemampuan untuk punya compassion (kasih sayang) terhadap sesama itu ahlak, itu hal-hal yang sangat sulit diukur dengan tes pilihan ganda.
Dirinya memiliki pemikiran yang menjadi backbone Merdeka Belajar adalah dengan membuat aktfitas-aktifitas didalam kelas yang pastisipatif bukannya pasif.
Menteri Mendikbudristek ingin merubah metode yang lalu dimana ada silabus yang dikontrol oleh pusat, lalu Guru memiliki materi ajar yang harus ditransfer kepada murid kemudian mereka menghafal, setelahnya di tes.
Menurutnya itu bukanlah pembelajaran, tapi menghafal. Mas Menteri menegaskan bahwa proses pembelajaran adalah sebenarnya proses refleksi. Dimana gurunya harus melakukan refleksi apa itu kurikulum, Guru harus mengolah kembali dan buat penilaian sendiri, dari proses itulah Guru mulai mengerti apa esensi dari pembelajaran kurikulum itu.
Mas Menteri menekankan, tidak hanya Guru saja yang memiliki peran dalam Merdeka Belajar tapi muridnya pun harus berpatisipasi dalam proses tersebut, dengan memunculkan diskusi, dan bertanya.
Tidak hanya itu saja dalam pemikiran Mas Menteri ketika berdiskusi dengan Desi Anwar, ia berucap "harus ada keaktifan dari murid yang harus presentasi dengan menyebut lagi apa yang diutarakan oleh Guru, perdebatan harus terjadi, dan juga harus banyak tanya, banyak coba, banyak berkarya"