"tidak perlu takut bagi muslim makan dan minum di sini, dijamin halal" ucap Ci Elis pemilik kedai Kopi Tiam 89
Nasi berwarna kuning diatas daun pisang tersaji dihadapan ku. Topping nasi berwarna kuning ini berupa telur dadar, bawang goreng, mentimun dan sambal. Tampilan yang sederhana namun tetap mengugah selera. Natural itu yang membuat daku (saya) tertarik mencicipinya.
Daku pun mencicipi kuliner ini. Rasanya 11 -12 dengan nasi kuning yang biasa disajikan bila ada acara hajatan. Tapi ternyata ini bukan nasi kuning tapi Nasi Goreng Kunyit Mama Na Lun Nio.
Dibandingkan nasi kuning pada umumnya, tektur nasi goreng bumbu kunyit ini lebih kering. Sepertinya jenis beras yang digunakan berbeda dengan nasi kuning yang dimasak dengan cara di tanak.
Daku menikmati nasi goreng bumbu kunyit ini bertepatan dengan hari perayaan Imlek, 22 Januari 223, tidak jauh dari Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Lebih tepatnya di sebuah kedai sederhana bernama Kopi Tiam 89.
Lokasinya sekitar 15 meter dari pintu masuk Vihara Buddha Dharma & 8 Pho Sat. Vihara ini begitu dikenal dengan sebutan Vihara Buddha Tidur yang beralamat di Jl.PWRI Kampung Jati, Jalan Raya Parung, RT 2/RW 6, Tonjong, Tajur Halang, Kabupaten Bogor.
Nasi goreng bumbu kunyit ini merupakan kuliner tradisional khas disekitar Jabodetabek. Jaman dahulu, kuliner ini menggunakan lebih banyak rempah-rempah tidak hanya kunyit saja, seperti daun mengkudu, lempuyang, kencur dan segala macam.
Khusus penggunaan daun mengkudu dan herbal lainnya pada kuliner ini bila ada permintaan khusus dari pelanggan kedai. Bumbu-bumbu tersebut merupakan tanaman obat tradisional. Nasi goreng kuning dengan resep jaman dahulu disantap saat sarapan oleh wanita yang baru melahirkan.
Saat ini, kedai Kopi Tiam 89 telah memodernisasi resepnya agar disukai semua kalangan dengan mengurangi cita rasa pahit pada menu masakan ini. Para pengunjung kedai dapat menikmati Nasi Goreng Bumbu Kunyit dengan harga Rp.20.000,- saja.