Membuat Alutsista mungkin beberapa negara bisa, tetapi untuk membuat mesinnya hanya segelintir negara yang mampu. Banyak negara yang memiliki keinginan berdikari. Tentu kepentingannya untuk meninggalkan ketergantungan militer suatu negara dari kebutuhan alutsista dari luar negeri.
Saat ini banyak negara mencoba memproduksi sendiri Alutsista nya, namun tampaknya itu amat sulit dilakukan bila semua komponen berasal dari negara tersebut.
Lantaran, salah-satu komponen terpenting dari alutsista tersebut yaitu mesin sulit dibuat. Tiongkok yang sedang merangkak menjadi negara adidaya saja dalam memenuhi 2 mesin pendorong pesawat tempur siluman J-20, masih menggunakan mesin buatan Rusia.
Hal tersebut yang dihadapi oleh Indonesia yang ingin berdaulat dan mengurangi risiko embargo dari negara lain. Terdapat 4 Alutsista dalam negeri yang menggunakan mesin buatan luar negeri, monggo di scroll ;
_
1. APC Anoa 6x6
Pindad memproduksi ranpur (kendaraan tempur) pengangkut personel yang diberi nama Anoa. Nama ranpur tersebut diambil dari nama hewan khas Sulawesi.
Mengutip situs resmi Pindad, jenis mesin yang digunakan ialah Renault MIDR 062045 diesel turbo dengan transmisi otomatis. Anoa ini memiliki dapur pacu diesel turbo enam silinder. Klaim dari Pindad mesin itu mampu digenjot hingga 320 horse power dengan transmisi otomatis 6-percepatan.
Ranpur ini dapat digeber hingga 80 km per jam di jalan raya dengan kemampuan jelajah 600 km. Sementara kemampuannya di medan off-road bisa dipacu hingga 40 km per jam.
Anoa 6x6 APC memiliki rasio daya berat 25 horse power per ton, body luar ranpur ini dilapisi baja serta dilengkapi sistem komunikasi. Anoa tipe APC sanggup membawa 12 orang personel termasuk pengemudi.