Hari Kanker Sedunia dirayakan setiap tanggal 4 februari. Tahun ini, Hari Kanker Sedunia mengambil tema "I Am And I Will". Tema yang diangkat dapat diartikan sebagai komitmen dalam diri untuk melakukan sebuah tindakan.
Saat daku membaca alodokter.com, kanker otak djelaskan sebagai pertumbuhan sel tidak normal (tumor) pada otak yang bersifat ganas. Sel kanker dapat menguasai dan mengambil ruang, darah, serta nutrisi dari sel sehat dalam tubuh.
Berdasarkan jenis selnya, tumor otak dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas pada otak atau kanker otak cenderung tumbuh lebih cepat dan menyebar ke bagian tubuh lain, serta dapat muncul kembali walaupun sudah diangkat.
Tulisan ini merupakan tulisan pengalaman penulis yang menjadi pendamping pejuang kanker otak. Salah-satu kakak kandung penulis menderita kanker otak dari tahun 2011 sampai dengan berpulang desember 2016.
Pengalaman penulis mendampingi kakak dengan kanker otak dari tahun 2011 mungkin bisa menjadi pembelajaran bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita kanker otak. Penderita kanker otak tidak hanya sekadar merasa sakit pada tubuhnya namun juga dapat terganggu kesehatan mentalnya.
Penderita kanker otak bisa jadi akan mengalami stres, depresi, emosi yang tidak dapat dikendalikan, dan lebih sensitif. Dari yang produktif bisa berubah menjadi individu yang lemah. Oleh karena itu, dibutuhkan cara tersendiri untuk memperlakukan atau menghadapi pejuang kanker
Pendampingan keluarga terhadap pasien kanker otak dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Jika Anda memiliki teman, kerabat, ataupun keluarga yang menderita penyakit kanker otak, berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membuat mereka merasa lebih baik.
_
1. Cari Bantuan Mendampingi Pejuang Kanker
Jangan pernah merasa mampu sendirian menangani pejuang kanker karena bisa stres dibuatnya. Urun rembuk dengan keluarga dan kerabat bagaimana bersikap terhadap pejuang kanker. Buatlah jadwal dengan keluarga yang lain untuk datang dan ikut terlibat dalam pendampingan
_