Lihat ke Halaman Asli

Andri Mastiyanto

TERVERIFIKASI

Penyuluh Kesehatan

Pengalaman Haru Menjadi Juri Lomba Menulis bagi Orang Tua Anak Gangguan Hati (Pejuang Hati)

Diperbarui: 6 September 2020   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deskripsi : Pengalaman Haru Menjadi Juri Lomba Menulis Bagi Orang Tua Anak Gangguan Hati (Pejuang Hati) I Sumber Foto : dokpri

Sebuah pengalaman haru saya dapatkan dua minggu lalu, ketika diminta menjadi juri lomba menulis artikel oleh seorang teman staff Instalasi Farmasi di RSKO Jakarta yang juga bergerak dalam kegiatan sosial (social movement). Teman saya ini bernama Dyah Putri Ambarwati, dirinya biasa dipanggil dengan sebutan Puput. 

Puput dan voulenter lainnya menjalankan gerakan sosial yang menyediakan Rumah Singgah bagi keluarga yang membutuhkan. Rumah Singgah ini dikhususkan dan ditujukan bagi para Pejuang Hati ( sebutan bagi orang tua dan anaknya yang teridentifikasi mempunyai kelaianan / gangguan hati kronis ). Rumah Singgah itu mereka beri nama Rumah Singgah Pejuang Hati.

Deskripsi : Rumah Singgah Pejuang Hati mendapatkan kunjungan Bapak Anies Baswedan I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati

Rumah yang jadikan rumah singgah merupakan bangunan 2 (dua) lantai yang Puput sewa yang beralamat di Jl.Kenari 2 No.177 tak jauh dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tempat mereka berobat dan menggantungkan harapan kesembuhan anak mereka.

Berdasarkan keterangan Puput, adapun yang berhak tinggal disana adalah orang tua dari luar Jabodetabek yang tidak memiliki kemampuan untuk hidup di Jakarta, sedangkan kondisi anak mereka memaksa untuk mereka tetap ada di Jakarta sampai anak mereka menjalani transplantasi hati.

Baca Juga : ASN Inspiratif 2020 ; Dyah Putri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati

Pejuang Hati dari berbagai daerah pernah menerima manfaat rumah singgah ini, dari Aceh, Papua, Gorontalo, Maksar, Lampung, Sumbawa, Tegal, Malang, Sidoarjo, Bandung di Rumah Singgah Pejuang Hati.

Awalnya saya terkaget kenapa saya dijadikan seorang juri lomba menulis ? padahal diri saya bukan salah-satu voulenter atau pengelola portal / sosial media Rumah SInggah Pejuang Hati. Saya hanyalah seorang blogger biasa yang belum begitu pakar dan seorang yang berprofesi sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat di RSKO Jakarta. 

Saya pun bertanya kepada Puput, kenapa saya dipilih ? hal ini saya lakukan agar tidak penasaran dan menduga-menduga. Saya mendapatkan jawaban bahwa dirinya meminta saya karena dianggap sudah berpengalaman sepuluh tahun dalam dunia menulis dan sudah banyak makan asam garam dalam dunia menulis khususnya blog. 

Apakah memang begitu ? oke saja kalau alasan itu, tapi alasan lainnya hanya Puput yang tau.

Ternyata dirinya menginginkan saya menilai tulisan yang menginspirasi, ringan dan edukatif dari sebuah lomba menulis artikel dengan tema "Makna Kemerdekaan Indonesia Bagi Pejuang Hati".

Deskripsi : Syarat dan Ketentuan Lomba Menulis Artikel Makna Kemerdekaan Indonesia bagi pejuang Hati I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati

Lomba menulis artikel ini memiliki syarat dan ketentuan dimana peserta ialah harus orang tua Pejuang Hati, tulisan merupakan karya sendiri, tulisan belum pernah dipublikasikan di media manapun, panjang tulisan 1 s/d 2 halaman, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan penulisan menggunakan jenis font calibri ukuran 11 pt.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline